Thursday, November 10, 2011

Begitulah, 'Jingga' di Mataku

Sebuah cerita yang terinspirasi dari lagu @Theclue_band yang berjudul "JINGGA"


Aku sadar betul akan keinginanku dan aku juga tetap bersikeras menekan keinginanku, memusatkannya pada pikiran tanpa memikirkan hal-hal yang lain. Tidak semua orang bisa. Mungkin hanya sebagian orang saja yang bisa merasakan momen tersebut.  Peka terhadap sesuatu dari panca indera nya.  Aku merasakan nya. Aku sadar betul gambaran yang  melintas di alam bawah sadarku. Wajah nya, mata nya yang indah, bibir nya yang tipis merona, serta lesung pipit yang merekah ketika dia tersenyum padaku. Bagiku dia sempurna sekali untukku.

Andai aku bisa melukis, mungkin bisa aku gambarkan secara detail rupa perempuan cantik tersebut. Sayangnya aku tidak bisa melukis. Sosok perempuan yang memancarkan cahaya, membuatku merasakan kebahagiaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya dan tak bisa aku terjemahkan dengan kata-kata. Sampai embun pagi membuka langit biru menjadi tanda kekecewaanku.

Disinilah mimpi memberikan penjelasan padaku, merenungkan kembali gambaran semalam yang terjadi padaku. Mencoba mengingat dengan tujuan melayang jauh semalam yang damai perlahan cepat memudar.
****

Mimpi adalah bunga tidur..begitulah definisi mimpi yang kerap diyakini oleh banyak orang. Tak banyak orang yang percaya pada arti sebuah mimpi..bisa dibilang ‘tafsir mimpi’, dimana setiap mimpi bukanlah hanya sekedar imajinasi alam bawah sadar. Setiap mimpi memiliki arti yang teraplikasi dalam kehidupan nyata, bukan hanya sekedar bunga tidur..yang indah, harum, dan akan  layu saat mata mulai terjaga dari mati suri rutin di setiap malam-malam anak adam.

Sebelum benar-benar mulai terlelap, otak kita akan bekerja keras memikirkan banyak hal.. merangkum kejadian hari ini, masalah dalam hidup, keinginan, angan-angan, dan impian sampai akhirnya memasuki alam bawah sadar. Tak jarang pikiran-pikiran yang bersemayam sebelum terlelap akan menjadi materi dalam mimpi, bersyukur jika impian yang terealisasi dalam mimpi..indah! tak sedikit juga mimpi membuat kita sesak nafas, ingin segera berlari namun kaki tak kunjung melangkah..ingin menangis namun air mata tak kunjung jatuh..nightmare!

Gilar dan Nuel telibat percakapan seru soal mimpi, mimpi dari Gilar yang membuatnya gusar!
“Maknyak, vanila latte satu ya”,pesan Gilar. Sesaat kemudian Gilar menghampiri Nuel yang sudah standby di meja nongkrong  seperti biasa. Vanilla latte merupakan minuman kesukaan gilar, minuman yang siap menemaninya untuk bercerita malam ini.

Nyak, vanila latte nya gilar dipakein sambel ya. Hahaha...!” seru Nuel dengan tertawa.
Opo? Bacok!, manyak membalas dengan jutek. Kata bacok merupakan ciri khas dari maknyak ketika ada yang nyeletuk sesuatu dengan nada bercanda atau mengejek.

Walau sudah malam hari, suasana kantin kampus masih cukup ramai dikunjungi beberapa mahasiswa. Sekedar untuk melepas penat dari aktivitas berkuliah ataupun sekedar nongkrong biasa bercanda tawa dengan teman. Ada yang bermain gitar, bermain kartu, diskusi atau sekedar curhat sana sini.

“El, gue semalem mimpi”, terang gilar memulai percakapan.
“Mimpi apa,lar?, sahut Nuel sambil memainkan gitar nya yang menemani  nya nongkrong daritadi sebelum gilar datang.

“Gue mimpi ketemu sosok perempuan,el. Dalam mimpi, tapi itu jelas banget sosoknya dan gue hafal banget wajahnya”, seru gilar.

“Ah,masa lar?”, jawab Nuel dengan santai sambil memainkan sebuah lagu John Mayer Your Body`s Wonderland.

“Iya!”  tegas gilar penuh semangat. “dan gue ngerasa kejadian itu dejavu,el. Dan gue pernah ngalamin nya, bener-bener mengalami nya.”  lanjut gilar sambil menyalakan sebatang rokok Marlboro lights nya.

“Terus lar? Sosok perempuan itu kaya gimana?, sahut Nuel penuh penasaran.
“Wajahnya sih gak cantik-cantik banget, mata nya semi oriental gitu, rambutnya di ikat kuda, dan berkacamata”,papar gilar dengan penuh perasaan. Kali ini Nuel terlihat sibuk memainkan gitar nya sambil mengulik-ngulik nada kunci gitar.

Kejadian nya persis kaya gini, pas kita lagi nongkrong bareng dikantin ini. Abis itu ada sosok perempuan datang sama teman-teman nya. Kalo gak salah tiga orang lah, dua perempuan satu cowok. Termasuk dia juga.”  cerita Gilar panjang lebar.

“Nah,terus pas  terpesona loe ngapain lar? Diam membisu gitu, tanpa bisa berkata-kata?, tanya Nuel yang terus memancing cerita nya gilar.

Ya awalnya sih gitu, tapi lima menit kemudian entah kenapa gue berani berkenalan dengan nya. Sumpah jantung gue berdetak lebih cepat seperti abis lari pagi disenayan, muterin limabelas puteran tanpa henti”,  Gilar menjelaskan dengan hiperbola.

Otot penggerak bola mata Gilar bekerja, mendelik spontan sebagai reaksi mengingat sesuatu. Pikiran Gilar menerawang memasuki bunga tidurnya.

“Hai, gue gilar. Nama nya siapa?”, sapa Gilar dalam mimpinya.
Jingga.” Jawab perempuan misterius itu singkat.
hmmm… makasih ya udah mau berkenalan. Gue balik ke meja gue lagi ya jingga?”, Gilar mengakhiri perkenalan sambil tersenyum tersipu.

 Oh iya jawab perempuan tersebut dengan tersipu malu seraya tersenyum memamerkan lesung pipinya, membuat Gilar semakin enggan menjauh dari sosok Jingga, perempuan yang kini Gilar tahu namanya.
Gilar kembali ke dunia nyata, tak sanggup lagi mengingat lebih dalam tentang mimpinya.
****

Mimpi itu hanya bunga tidur, jadi apa pun yang terjadi dalam mimpi tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata. Perasaan dejavu pun bisa salah, belum tentu memang benar-benar pernah mengalami hal serupa. Gilar meyakini hatinya sendiri tentang mimpinya, kadang bisa diterima tetapi kebanyakan tak bisa diterimanya.

Tanpa sadar mimpi itu telah menjadi suatu topik hangat dalam otaknya. Jika otak Gilar adalah sebuah surat kabar, mimpinya telah menjadi headline news dengan tulisan merah menyala bertuliskan ‘JINGGA’.

Mimpi itu ada artinya, ada maksud tersembunyi dan akan terealisasi dalam kehidupan nyata. Mungkin bisa dibilang sebagai pertanda, tergantung orang yang mendapatkan mimpi itu menanggapinya bagaimana, peka atau acuh. Gilar hilang kendali, mengikuti irama otaknya yang kian percaya akan cerita dari alam bawah sadarnya.

Sosok Jingga itu hanya ada dalam mimpi, kalau memang seperti pernah bertemu mungkin itu hanya perasaan salah belaka, lagi-lagi perasaan yang disalahkan. Gilar mencoba realistis, mencoba keluar dari pemikiran-pemikiran yang sebenarnya abu-abu.

Sosok Jingga tak mungkin masuk dalam mimpi. Kalau memang tak pernah ada didalam memori otak, tak mungkin sosoknya terbawa sampai ke alam bawah sadar. Pasti mimpi tentang Jingga adalah petunjuk bahwa dialah sosok perempuan yang akan menjadi seorang yang spesial dalam kehidupan Gilar. Syirik merasuki hati Gilar, bak cenayang yang dengan naif menebak masa depan.

Gilar bukan hanya tinggal diam tenggelam dalam pikirannya tentang Jingga, upaya mencari sosok Jingga pun dilakukannya. Mencarinya dalam dunia maya, itu yang terbesit dipikirannya. Jari-jari Gilang mengetik nama Jingga pada kolom search pada halaman social network yang Gilar pikir cukup efektif untuk menemukan Jingga, facebook!

Deratan nama Jingga diamatinya satu persatu, mengingat lagi tentang sosok Jingga dalam mimpinya dan mencoba mencari kemiripan dengan sederet foto perempuan-perempuan dengan nama Jingga. Dua akun milik Jingga dipilihnya untuk ditambahkan sebagai teman, dua orang Jingga yang hampir mirip dengan sosok Jingga yang dicarinya. Namun Gilar tak berharap banyak, hanya sebagai pembuktian pada hatinya sendiri bahwa ia meyakini adanya sosok Jingga dalam dunia nyata.
****

Jingga..Jingga..seperti arti namanya Jingga itu warna, warna sekunder dalam dunia seni rupa, pencampuran dua warna primer merah dan kuning. Merah itu berani, kuning itu cerah.

“Jinggaku itu berani, berani tinggal lama dalam otakku walau sosokmu tak nyata..berani menyita separuh dari waktuku yang mulai absurd membedakan dunia mimpi dan dunia nyata..berani membuatku menyimpulkan bahwa kau adalah sosok perempuan masa depanku”

“Jinggaku itu cerah, wajahnya..senyumnya..membuah hati ini cerah memuncah..tak lagi hitam tanpa isi..cerah seperti matahari yang membakar kulit, kau membakar cintaku Jingga..!”

“Jinggaku itu kamu..kamu yang membuat rasionalku sulit menebak ini nyata atau mimpi..ibarat lagu, kau itu tanpa judul..bingung memikirkan judul yang tepat untukmu. Sama seperti Judul lagu yang Nuel (sahabatku) ciptakan untukmu yaitu ‘JINGGA’, terimakasih untuk lagumu Nuel..”

Gilar kembali pada konsep dasar dari mimpi..bunga tidur! Tak ingin menghilangkan sosok Jingga dalam hidupnya, menghirup beribu harapan yang nantinya dapat menjawab keresahan yang hanyut dalam ilusi bahkan permainan hati atas sosok Jingga, Namun tetap realistis membedakan mimpi dan dunia nyata. Terimakasih untuk Jingga yang menjadi sebuah Inspirasi, semoga kau adalah impian yang terealisasi dalam mimpi...

Writer : Gimel (Gita&Melisa)

Thursday, November 3, 2011

Sesungguhnya

Mentang-mentang tuan rumah kok kelakuan nya gak dijaga banget. Justru bila kalian kaya gitu itu malah malu-maluin nama kerajaan. Belum lama menggerutu soal itu,muncul lagi. Jancok..hey sit! teriak pendukung tim basket tuan rumah kepada wasit. Beberapa orang berdiri dari tribun atas sambil menghadap bawah ke arah lapangan memperlihatkan ketidakterima dan sedikit gaya mengajak ribut pemain lawan karena pemain tim tuan rumah kena sikut. Seketika arena menjadi gaduh. Gue gak aja suka sama kelakuan yang tampak arogan dan fanatik kaya gitu. Ngapain kok sampai teriak kata kotor dan menantang kaya gitu? Sportif bisa kan?

Papan skor, menunjukkan bahwa tim tuan rumah kalah selisih 20 poin dari lawan.  Sebenarnya gue juga merasa kecewa, tim tuan rumah gue kalah. Tapi itu wajarlah.  Dalam permainan itu ada menang dan  kalah. Namun kekecewaan gue juga sudah terhibur dengan permainan lawan dari pulau dewata ini. Kali ini tim tuan rumah harus lapang dada menerima kenyataan ini, begitupun juga dengan pasukan sorak-sorak tim tuan rumah. Benar-benar hebat lawan tuan rumah ini. Strategi,kecepatan, kemampuan pemain-pemain nya memang patut diacungi jempol.

Anjrit cepat banget permainan ganesa ya tet! berkomentar dengan teman sebelah tapi perhatian gue tetap fokus ke lapangan. Iya sam, benar-benar cepat tempo bermain mereka. Sat..set..sat…set…tiru betet menirukan pola gerakan lawan. Hup!masukk.. 3 poin untuk lawan yang semakin menambah jauh selisih skor.

Pundak kanan gue ditepuk. Loe tahu gak bray, kenapa ganesha bisa menang sama brawijaya? Karena mereka bermain bagus lah. Bukan,sam! Lho terus karena apa?gue melongo,tanyaku heran. Kali ini gue memperhatikan teman sebelah gue bicara.  Jadi gini, ganesa itu dewa dan brawijaya itu adalah raja. Kok bisa gitu? Ya,karena ganesa itu adalah dewa dan brawijaya adalah raja, mana bisa raja lawan dewa.  Ujar teman gue menegaskan. Kami serempak tertawa. Gak lama gue terdiam dan berpikir. Apa barusan? Sesuatu yang sebenarnya sederhana tapi tak semestinya dilakukan oleh pengikut-pengikut raja. Ya ada benar nya juga. Layaknya raja yang bijak dan patuh pada perintah dewa nya. Pengikut yang patuh pada perintah raja dan menjaga nama baik kerajaan nya. 

Monday, October 31, 2011

Berita dari si Mahasiswa

Jumat sore, disaat hujan turun. Bau debu yang menebus jendela dan udara yang masuk ke ruangan. Memekikkan hidungku. Aku suka udara saat hujan,entah kenapa membuat suasana jadi rileks aja ketika menghirupnya. Rintik demi rintik mengantarkan aku pada obrolan ringan dengan temanku tentang peringatan bersejarah yaitu Sumpah Pemuda. Oiya, 83 tahun yang lalu 28 Oktober 1928 tonggak perjuangan pemuda bergaung hebat kini menjadi lembaran sejarah seperti gelap yang lalu. Seringan ingatan yang hampir pudar di memori kami tentang sejarah Sumpah Pemuda itu sendiri. Pemuda,ya kami pemuda yang masih muda umurnya, semangat kami juga kencang. Namun keadaan zaman yang semakin tua terus menggerus kami dengan beberapa penyakit arus globalisasi. Hingga semangat dan jati diri kami tak berarah. Salah arah. Seperti tak punya peta untuk dimana semangat ini harus bermuara sebagaimana mestinya.

Tidak cukup baik rekan aku yang lain dalam memaknai Sumpah Pemuda itu sendiri. Apalagi tahu sejarah nya? Namun apakah cukup baik juga bagi kita yang bisa memaknai peringatan bersejarah tersebut? Memandang sejarah, mempelajari sejarah, mengingat sejarah?
Cerita hidup kita pun akan menjadi sejarah pada akhirnya. Album dongeng perjalanan semasa kita mahasiswa kini. Apa yang bisa diceritakan?

Aku terlambat,keluhku. Ada perasaan menyesal karena tidak ikut serta menikmati suguhan teriakan lantang pemuda di pagi hari. Tegasnya langkah kaki,kepalan tangan menari-nari diatas naik turun dengan tegas,mulut memuntahkan nada kekecewaan “REZIM GAGAL..REZIM GAGAL!! Keadilan sudah punah di negara ini”. Serentak teriak kelompok pergerakan GMNI DPC kota Malang tersebut kompak. Gambarku atas berita dari detikcom cerita jumat pagi tersebut. Harusnya pagi itu aku ada disana. Sayang, aku ada di barisan selimut dan seprai tidur dan benda-benda lain yang berserakan di kamarku. Aku ingin berserakan dengan pelopor di bundaran tugu tersebut. Aku ingin berserakan  dengan seragam aparat yang selalu setia mengawasi kegiatan demonstran. Mendokumentasikan aktivitas mereka sampai menyelesaikan misi nya.

Pagi hari boleh aku terlambat, tapi untuk malam nanti ‘Tidak’ !! Aku tak ingin melewatkan momen seperti itu lagi. Ya, aku mendapat kabar bahwa BEM FIA UB dan HMI Malang akan melakukan aksi damai. Dengan jam yang berbeda,lokasi yang berbeda,konsep yang berbeda,jumlah massa yang berbeda, tapi tujuan mereka sama yaitu refleksi peringatan Sumpah Pemuda. @pengajarmuda:   Dalam tweet nya, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 mengukuhkan pentingnya mencapai tujuan bersama di tengah perbedaan yang ada.

Malamnya, DPRD kota Malang kedatangan tamu prajurit beralmamater,yaitu dari BEM FIA UB. Mereka membentuk lingkaran, lalu mereka berorasi,menyanyikan beberapa lagu perjuangan, ditemani lilin-lilin kecil yang menyala bak penghitung waktu kegiatan mereka sekaligus menambah juga dramatisasi aksi tersebut. Asik sekali dilihat. “Hidup Mahasiswa..Hidup Rakyat Indonesia!!!” Ucap orator di tengah lingkaran tiap mengakhiri orasi nya. Tampak semangat dan antusias wajah-wajah demonstran tersebut sambil  mengepalkan tangan keatas lalu berucap “Hidup Mahasiswa..Hidup Rakya Indonesia!!!.

By the way, aku suka dengan teatrikal yang disuguhkan kawan BEM FIA UB. Sederhana,esensi cerita nya dapat, dan sedikit terhibur juga dengan percakapan teatrikal tersebut. Kalo tidak salah dalam teatrikal ada yang nyeletuk seperti ini, “Bro..tenang bro…….(kalimat selanjutnya aku engga hafal)!”,teriak salah satu dari pemain teatrikal tersebut yang terbagi menjadi tiga perwakilan identitas daerah, yaitu Jong Java,Jong Sumatera, dan Jong Madura dalam rekayasa peristiwa bagaimana Sumpah Pemuda kala itu terjadi. Sontak aku dan jossi saling melihat ketika mendengar kalimat tersebut,dilanjutkan tertawa..Hahaha..haha. Lho, dulu itu kata ‘bro’ udah populer ya? Jossi melanjutkan mengambil gambar aksi damai tersebut.

Foto by Gita

Aku dan kawanku Jossi meninggalkan lokasi setelah BEM FIA melakukan tumpengan tanda usai nya aksi tersebut. Koordinator lapangan Saiful ulum mengatakan, hal ini dilakukan sebagai rasa syukur terhadap 83 tahun Sumpah Pemuda dan doa harapan pemuda kedepan.

Pukul 21.00, di bundaran kecil depan stasiun Malang kota baru.  

Jos, bisa ngerasain gak kalo tiap hari aja ada demo/aksi kaya gini dari mahasiswa? Sambil melihat kawan HMI kota Malang yang sedang aksi. Saat itu kawan Eqi S Tyo (Mafia 2008) sedang mimpin aksi,dia master orator nya.

“Bisa! Ini bikin kita kerasa jadi mahasiswa nya,git.”

“Bener,Jos. Coba aja, yang non pergerakan bisa terlibat. Walaupun cuma sekedar gini doang,tapi ini lebih baik daripada tidak sama sekali.” Ya, masing-masing emang punya cara sendiri dalam memaknai momen peringatan tersebut dan menunaikan kewajiban nya. Setidaknya mereka aktivis pergerakan sebagai motor perubahan bangsa dan meneruskan tongkat estafet perjuangan. Tercatat, organisasi ekstra mahasiswa emang banyak kontribusi nya mewarnai perjalanan bangsa ini. Seperti GMNI,HMI,PMII,KAMMI,dan lain-lain.



“Ya,ini yang perlu kita renungkan lagi saat Hari Sumpah Pemuda.”,ucap jossi mengakhiri percakapan. Kemudian kami berdua serius juga mendengarkan isi orasi dari elemen organisasi ekstra tersebut yang begitu lantang, tegas, dan berani (menyinggung permasalahan mahasiswa dikampusnya masing-masing,permasalahan kondisi politik di negara ini,dan lain-lain). 

Seperti lirik lagu Efek Rumah Kaca yaitu "Di Udara" tribute to Munir, Tapi aku tak pernah mati, tak akan berhenti. Semangat mahasiswa memang harus dikobarkan, kalau bisa dibakar terus. Jangan sampai redup semangat nya. Kalau redup engga merdeka kita nya. Mungkin salah satu nya dengan aksi/demonstrasi. Berani bertindak, berarti berani mengubah. Karena harapan itu ada kalau ada pergerakan. 

Jepretan foto kami ini nantinya akan menjadi cerita dan pergerakan kecil di pigura apresiasi. Sebagai catatan rentetan mahasiswa yang melakukan peranan nya dalam memperingati Sumpah Pemuda ke-83. Hidup Mahasiswa!! Pemuda itu selalu mengubah  Indonesia jadi lebih baik !

*Sayang, kawan GMNI&PMII tidak sempat terdokumentasikan aksi nya, karena kurangnya informasi.

Friday, October 28, 2011

S. E. L. A. M. A. T     H. A. R. I.    B. L. O. G. G. E. R



S. E. L. A. M. A. T     H. A. R. I.    B. L. O. G. G. E. R

Friday, October 21, 2011

BUANG AIR BESAR KEHIDUPAN

Sebenarnya hampir tidak jauh berbeda menulis di buku yang berhalaman sekitar 40 lembar. Buku yang aku maksud adalah Blackbook DIANNS. Entahlah, gue sendiri juga engga tahu asal usul penamaan buku itu kenapa diberi nama blackbook. Menyeramkan sekali. Bila diartikan dalam bahasa Indonesia artinya sih adalah Buku Hitam. Wah, maaf ini bukan kitab ilmu hitam Ki jowir jontor. Hahaha.. tapi memang kemasan luar buku tersebut berwarna hitam kok makanya dinamakan blackbook. Terus dalamnya? Warna cokelat aja deh. #eitss

Oiya..Blackbook DIANNS itu isinya apa sih? Isinya itu ya macam-macam. Ada yang isinya sekedar curahan hati ngomongin si ini si itu,opini bebas yang kemudian menjadi debat berparagraf-paragraf,sebaris dua baris sajak/puisi,atau gambar-gambar bercerita/karikatur yang dikemas sangat kreatif dan menarik hingga pembaca Blackbook DIANNS terasa kenyang ketika menyeruput nya.


Bersambung lead di paragraf awal, walaupun tidak jauh berbeda pasti ada perbedaannya. Persamaan nya jelas,yaitu sama-sama menulis. Beda nya apa? cuma di media nya aja. Ibarat mandi di sungai sama di hotel, enakan yang mana coba? Kalo di sungai kita cuma ngerasain satu macam suhu air aja,tapi kalau di hotel kan bisa air hangat. Ah gak mau hangat. Okey, air dingin juga bisa.  Mau yang agak panas, air dingin nya dikurangin. Mau yang gak ribet dan pasti PAS ? Nah,mending mandi pakai Premium/solar aja. PERTAMAXXX udah ane amanken pakai capslock!!! -_____-


Oiya,kembali serius yah? | “Kembalian nya mana,kaaaaak?”  Jancuk!!! Sekarang waktunya serius…asuuu! *lempar tissue* | KENAPAAAA mesti tissue???????????? | sorry rahasia! rahasia itu mahal harganya.Hehehe...


Ehiya,salah satunya ya kaya gini ini kalo kita ngeblog. Kita bebas menuliskan sesuatu secara bebas tanpa syarat, apapun itu. Semuanya tergantung dari teman-teman pas lagi nulis otak dan mood nya lagi kemanaaa...kemanaaaaa.. ku harus kemanaaaaa..?! *ayutingting mode on* tsaaaahh! Oiya genre menulis juga ada macam nya, ada jazz, pop, punk, dangdut, hiphop, hardcore,metalcore, piscore atau pengcore? *jawab di dalam hati, jangan NYENGIR apalagi KETAWA! INGEEET!!! | Engga. Gue lupa kok! APAAAA????! :p


Sumpah ya, ini tulisan tergoblok yang pernah ada di Blog gue. Serius campur komedi. Catatan tulisan serius campur komedi gue yang baru dimulai saat ini. Ya,saat ini nih,TULISAAAANNN YANG INI NIHHHH!! INIIIHHHH! Terus yang diatas barusan itu,APAAAAAAHHH?????


TERUS SIAPA YANG SALAAAHHH??!!!! *balik ngancem* | Iya dah.. elo yang paling bener dah. *ancaman yang tertukar* :(


Udah ah capek mainan nya. Kebanyakan main malah gak punya bakat nantinya. *loh?


Jadi gini yang ingin gue sampaikan. Menulis blog itu seperti buang air besar.  Sebuah kegiatan wajib (rutin malah)  yang pasti kita lakukan tiap pagi dan ditutup pada malam hari, minimal sehari satu, lebih juga boleh. Kotoran nya adalah tulisan dan septictank nya adalah Blog. Analogi sederhana gue mantep kan! Sama sih kaya kuliah, kotoran nya adalah tandatangan dan septictank nya adalah kelas. Nah, sekarang gue sodorin pertanyaan, apa iya lo tau jenis kotoran yang bakal keluar itu kaya gimana ‘tinja/feses’ nya?engga kan! Intinya lo tetep harus ngeluarin. Mau di ‘empet’? ya kecirit dong!  Dalam keadaan kaya gini apa yang lo perbuat? Hidup itu terus bergerak bung, waktu terus bergerak, sementara kehidupan yang serba rumit ini akan terus berputar dan melahirkan pertanyaan dan pandangan.  Apa iya cuma puas nulis status di facebook  dan 140 karakter aja di twitter? Pengalaman/kisah/pandangan apa deh yang bisa kalian suguhkan ke kita? Padahal banyak orang yang tidak kamu kenal maupun kenal akan menunggu-nunggu jalan ceritamu melalui blog. Lalu? Baiklah, akan gue mulai dari lembaran ini…

by: @Izkelmogita

Tuesday, October 18, 2011

Stripdagen Haarlem

17 Oktober 2011
Ketika semalam suntuk di depan laptop dan mantengin timeline . Kemudian bang @motulz ngetweet dalam akun twitternya "Ah udah jam 24.00 malam udh pada tidur kan? J Asik ga ganggu.. mo share ah ttg pameran komik di Belanda, namanya Stripdagen Haarlem”.  Nah dengan seketika mata gue langsung terang. Secara timeline yang gue pantengin sebelum-sebelumnya pada butuh #freepukpuk istilahnya @benakribo bagi yang sedih atau galau. Oke, kali ini gue ingin merangkum tweet nya bang @motulz tentang Stripdagen Haarlem menjadi artikel karena ini menarik banget.

Stripdagen Haarlem adalah acara pameran komik yang menjadi tempat berkumpul nya para komikus-komikus di seluruh dunia. Lokasi nya di kota Haarlem, Haarlem merupakan kota kecil deket Amsterdam.  Nah siapa peserta nya? jelas komikus dong. Kebanyakan memang komikus yang hadir di Stripdagen ini adalah komikus graphic novel dan komikus top-top nya Eropa. Wow…awesomeStripdagen Haarlem seru banget karena menjadi ajang temu antar komikus berbagai negara. Bayangkan, di sebuah lapangan besar, kafe-kafe dan bar isinya komikus semua. Mereka saling bawa share portofolio,liat-liatan karya dan tukeran job deh,ujar bang @motulz.

Salah satu peserta Stripdagen Haarlem yang dari Belanda adalah Peter Van Dongen. Karya Peter Van Dongen salah satunya adalah komik “Rampokan Java”. Gaya menggambarnya kayak Herge. Nah Herge itu gaya komik semacam “Tintin”. Peter Van Dongen dengan gaya gambar (Herge)Tintin” mengemas nya dengan suasana Indonesia. Menarik bangeet kan? Nah salah satu gambar nya seperti ini. Gambar Peter Van Dongen tentang perjanjian “LinggarJati”

Sumber gambar twitpic @motulz
Bang @motulz yang mewakili Indonesia di acara Stripdagen Haarlem tersebut, menanyakan kepada komikus Belanda perihal kemungkinan mencari nafkah dari bikin komik bagaimana? Jawabnya ‘susah’. Emangnya sesusah apa sih? Alasannya adalah komik dari Belanda bisa masuk ke Belgia dan France dan itu merupakan impian para komikus Belanda.  Butuh waktu delapan tahun  Peter Van Dongen komik nya baru bisa tembus ke Belgia dan France. Padahal gaya gambar yang (herge) Peter Van Dongen juga banyak di Belgia dan France. Ada alasan lain yaitu, Peter Van Dongen sadar bahwa banyak komikus-komikus Eropa tidak mengambil tema Indonesia. Ide nya dimulai dari situ. Hingga mengantarkan ‘Rampokan Java’ sukses kemudian lanjut ke ‘Rampokan Celebes’ (Sulawesi). Peter Van Dongen menjadi selebritis komik terkenal di Eropa.

You know? Peter Van Dongen masih ada darah Indonesia lho. Ibu nya berdarah Makassar dan dia suka sekali Indonesia. Nah ini salah satu panel komik Peter Van DongenGambar 'Rampokan Celebes'.
Sumber gambar twitpic @motulz
Peter Van Dongen dengan gaya herge di bikin 'Tintin' di Jawa.
Sumber gambar twitpic @motulz
Selain Peter Van Dongen yang bang @motulz kenal, ternyata ada lagi yaitu The Tjong Khing komikus Belanda yang asli Indonesia.  The Tjong Khing ini ternyata satu almamater dengan bang @motulz alumni senirupa ITB tahun jadul, katanya.  The Tjong Khing ke Belanda buat jadi tukang gambar. Karir nya di dimulai menjadi tukang fotokopi di sebuah studio komik Amsterdam. Belum beruntung memang nasib The Tjong Khing,hingga akhirnya The Tjong Khing berani mencoba terima sidejob dari komikus-komikus yang mau berlibur musim panas. Nah The Tjong Khing mengerjakan semua komik-kimik pesanan itu semua musim panas. Lama-kelamaan bos studio komik itu pun tahu dan kagum sama kerjaan The Tjong Khing. Ditawarilah dia kerjaan sebagai komikus. Sejak itu Khing mulai ngomik, ngomik buku cerita anak-anak. Sampai Karya nya The Tjong Khing udah sering dapat penghargaan di Belanda. Salah satu karya komik nya The Tjong Khing
Sumber gambar twitpic @motulz

Asal punya usul, ternyata The Tjong Khing ini merupakan adik kelas nya Pak Raden yang bernama Dr.Suyadi (yang kumis tebal itu lho..terkenal dengan ‘Unyil’ nya. Tahu kan?). Pak Raden juga lulusan Senirupa ITB kemudian melanjutkan (beasiswa) S-2 nya di France studi Animasi. Setelah masa studi selesai Pak Raden kembali ke Indonesia untuk membangun komik dan animasi di Indonesia. Sayang, Pak Raden hanya bisa sukses sampai di ‘Unyil’ saja.
Sumber gambar dari google
Tidak hanya Peter Van Dongen, The Tjong Khing. Saat di Stripdagen Haarlem bang @motulz juga bertemu dengan Pak Lucas yang merupakan orang asal Bandung tapi tinggal di Amsterdam. Pak Lucas bekerja sebagai colorist majalah Donal Bebek. Majalah Donal Bebek di Indonesia itu juga terbitan Belanda termasuk majalah Bobo.

Menurut informasi dari bang @motulz acara Stripdagen Haarlem ini masih ada lagi sekitar pertengahan 2012 awal Juni. Ini dia bagian penting nya buat komikus Indonesia. Bang @motulz menyerukan kepada komikus Indonesia juga bisa ikut pameran di Stripdagen Haarlem 2012. Udah banyak komikus-komikus yang keren-keren dan canggih-canggih,kata bang @motulz melanjutkan cerita. Mengajak Pak Raden pameran di Stripdagen Haarlem 2012 dan ketemu dengan Pak Khing adalah mimpi nya bang @motulz mengakhiri cerita tentang Stripdagen Haarlem.

The Tjong King (yang kemeja hitam dan berkacamata) dan bang @motulz (yang lagi nulis di papan).
Sumber foto dari twitpic @motulz
Peter Van Dongen saat ke Indonesia pameran komik 'Erasmus Huis'.
Sumber foto dari twitpic @motulz



Monday, October 17, 2011

SAMPAIKAN KEINGINAN

Alhamdulilah! *kurang rame*. Okey abis ini gue capslock. ALHAMDULILLAH  YAH kawan-kawan..mana suaraaaanyaaa??  *Langsung diajakin KARATE sama anak pangsitan FIA*

Oiya, udah pada tahu semua kan kalo Fakultas kita lagi ramai-ramai nya soal seni?
“Emangnya ramai apa sih?”,Mahasiswa di fakultas seberang nyeletuk.
Udah lo urusin aja film Eclipse nya. Fakultas aku lagi Menyeni nih. 
“Menyendiri maksudnya? Atau Menyeneni mahasiswa-mahasiswa baru bak pion yang cuilik terus diseneni sama ster dalam permainan catur. Dan si pion cuma manut-manut aja.  Gituuh? Masa pioner penakut!”,sindir warga sebelah sambil tertawa..haha..haha.
Ikut tertawa..hahaha. Bisa aja. Pendek kata,  warga sebelah itu hanya bercanda sindiran. Acuhkan saja.


Okey lupakan! Fokus-fokus… F.O.K.U.S !

Sebelum lupa, barangkali bisa aku terangkan sedikit soal seni di fakultas kita. Dulu fakultas kita, kegiatan seni nya begitu hidup. Bahkan menjadi tempat seni yang paling berkembang di kampus dengan prestasi-prestasi nya. Cukup terkenal kok. Namanya Komsen kepanjangan dari Komunitas Seni. Komsen meliputi seni tari (namanya Kartika Chandra), seni lukis dan fotografi (namanya SLF) ,dan seni teater (namanya ARCA).

Kehidupan kampus menjadi sangat ramai karena seni. Apapun itu persepsi kalian soal seni, tentu kalian sepakat juga bahwa seni itu harus ada. Wong, politik aja itu seni kok. Lembar kehidupan ini adalah seni. Angin pengertian seni disini bukanlah yang berkaitan dengan untuk menguji mental dan mendisiplinkan manusia selama enam bulan. Apalagi teriak-teriak,akting muka biar bijak atau fotogenic.  Maaf kalau agak abstrak, ini hanya bisa dijangkau melalui intuisi dan engga bisa diraba melalui tangan. Hehehehe.. *sambil melukis dengan damai*

Persoalannya adalah, ini merupakan kerinduan pribadiku terhadap kehidupan seni yang begitu hidup difakultas kita. Hingga aku menuliskan cerita ini. Sempat aku merasakan sisa-sisa kehidupan,aktivitas nya,serta karya mereka. Malam hari masih ramai dengan suara musik ‘jimbe’,gitar,dan alat-alat etnik lainnya. Entah ketika hanya sekedar nongkrong-nongkrong atau ketika mereka sedang latihan. Kemudian lukisan-lukisan yang memang aku bilang pada saat itu tidak rapi penataan nya, tapi cukup membuat mata ini terhibur dan berpikir. Mencerna apa maksud dari lukisan ini,pesan nya itu apa? Serta karya yang melukis dengan cahaya, yaitu fotografi. Gambaran tersebut mencoret jelas di memoriku. Seni begitu kreatif dan kritik.


Hingga pada akhirnya kritik itu benar-benar ditunjukkan secara nyata dihadapan saya ketika saya masih menjadi mahasiswa baru seperti pion yang tunduk pada ster. Kelompok seni tersebut adalah anak teater. Mereka melakukan aksi yang dilatarbelakangi oleh kejadian pembredelan mading DIANNS oleh si Ster yang Jagoan sok berkuasa. Kenapa bisa begitu? kawan-kawan seni memiliki hubungan yang baik dan erat dengan kawan pers mahasiswa. Kenapa bisa begitu? karena seni itu peka, dan menggunakan betul pancaindera mereka dengan baik. Kenapa bisa begitu? karena seni itu sebagai perjuangan untuk menyikapi permasalahan yang terjadi dan menyempurnakan kondisi normal kembali. Kenapa bisa begitu? mending kalian jawab di dalam hati aja. Aksi simpatik dan protes tersebut tak tanggung-tanggung dilakukan saat kegiatan OSPEK berlangsung. Sayang, memang. Tapi inilah bentuk perlawanan konkrit mereka ketika sebuah tulisan di mading tidak cukup. Akhirnya dibekukan lah komunitas seni tersebut.

Dari pengalaman aku menilai, seni itu harus ada,manfaat nya banyak. Selain itu secara engga langsung kita turut melaksanakan kebudayaan nasional. Nah itu jelas pada seni Tari dan Karawitan nya.  Mungkin ini adalah jawaban nya, tanpa ada regenerasi secara formal. Gangguan yang diterima oleh mahasiswa yang berjiwa seni itu pasti merasakan. Apa yang dia lihat difakultas kita ini tentu mengundang inisiatif. Mengatasi perasaan nya dan tidak tinggal diam dalam situasi yang tidak mengenakkan ini. Tanpa ada corak dari apapun, karena seniman itu bebas. Maklum politik di fakultas kita lumayan kental juga. Dikit-dikit ini dikit-dikit itu. Kabar kabur nya sih sampai-sampai ada orang yang berpikiran untuk menunda kebangkitan seni di fakultas kita ini. Ya salllaaaamm.. *mengelus dada tarik nafas dalam-dalam*

Sedikit kalimat terakhirku.  “Seni sebagai air segar yang bisa mengatasi dahaga kebosanan kehidupan,dan aku merasa hadir dan puas karena seni”. 

Apresiasi buat mahasiswa pegiat seni yang bernama Erfhan (dia ini yang paling getol ingin banget ada art&culture centre) dan kawan-kawan seni tari&karawitan yang tak bisa aku sebut satu persatu,tak henti-henti nya terus aktif dan menyumbangkan prestasi untuk kebanggaan fakultas kita. Salut!! Dan pegiat seni lainnya di bidang fotografi,lukis serta teater. Terus bergerak di 'Pigura apresiasi' nya ya! Salam. 
  
By: Gita Rizky Prodipta

Monday, October 10, 2011

Meninggalkan warisan besar positif atau negatif?

Manusia akan menjadi sesuatu bukan karena sejarah tapi karena tindakan nya hari ini –windyariestanty-

Gue sempat heran dan berpikir sama pola pikir orang tua. Khususnya orang tua gue. Orang tua gue tipikal orang yang keras tapi perhatian banget sama anaknya. Contohnya pas kedatangan gue ke Kediri 09 Oktober 2011 , gue dibuatin makan malam nasi goreng. Padahal sebelumnya gue juga udah makan malam yang gue beli di warung makan pinggir jalan sebelum magrib tiba dirumah orang tua gue.

Percakapan gue dan Ibu gue dimulai dari soal bagaimana kuliah gue. Biasa, yang ditanyakan ya seputar skripsi. Sekarang gue udah menginjak  semester 9.

Ngomong-ngomong soal skripsi, sebenarnya gue juga ingin cepet skripsi dan segera lulus kuliah. Kalau menunda sih engga tapi kalau tuhan baik dan memberikan momongan secepatnya ya gak nolak juga. *lhoo??

Tuh anaknya teman ayah sudah lulus 3,5 tahun. Masa kamu belum? Celoteh Ibu gue. Orang dimana-mana kuliah itu ya 3,5 tahun / 4tahun. Setelah itu kerja. Emangnya apa sih yang kamu kerjakan selama ini?  Ibu menambahkan.

Selama ini aku bukan mengerjakan,ma. Tapi masgita  menciptakan. Nah lho? Emangnya apa yang gue ciptakan? Karya ilmiah aja gue gak minat, bikin skripsi aja belom. -______- Lalu?

Gue ingin menciptakan sesuatu yang bisa gue bilang itu akan jadi sejarah bagi gue. Gue ingin punya cerita super di generasi/zaman gue selama jadi mahasiswa. Ya walaupun gak besar, tapi seenggaknya gue berusaha melakukan peran gue sebagai mahasiswa semaksimal mungkin. Khusunya untuk fakultas gue sendiri.

Belom skripsi itu emang gak enak. Belum lulus kuliah juga ga enak juga rasanya. Gini-gini gue juga sadar kalau gue itu TELAT. Teman-teman gue yang seangkatan juga udah sepi beredar dikampus, ada yang udah lulus,ada yang masih skripsi tapi jarang ke kampus,dan ada juga yang masih ngulang mata kuliah abis itu pulang dan gak berlama-lama dikampus. Sedangkan gue, mahasiswa yang belum skripsi (insyaallah Oktober ini gue ngajuin judul skripsi) dan suka berserakan di kampus.

Kampus gue itu terlalu nyaman (asal tau aja ya). Kota Malang itu sejuk banget. Kota Malang itu gak kecil tapi gak besar juga. Tata kota nya rapi. Mungkin itu salah satu faktor yang  mendorong gue untuk memilih, “gue pengen tinggal di kota Malang aja seterusnya”. Yang di Jakarta bilang, “yukk,aku juga mau. Culik aku sekarang ya myman!” #Eaaaa…

Gue masih ingat saat awal-awal mahasiswa. Gue yang cupu, gak mudah bergaul, apalagi berbicara di dalam kelas, walaupun itu hanya mengajukan sebuah pertanyaan doang. Apalagi presentasi? #jlebbb..

Hingga pada akhirnya gue singgah di lembaga yang berada di pojok yang menjadi “tempat nyata gue berproses,dibesarkan dan belajar serta menciptakan pengalaman”.  Gue mulai berkembang dan gue semakin hidup.  Sampai gue berani bilang “gue itu kuliah nya di lembaga yang dipojokan”. Seakan-akan sebenarnya gue tersesat. Dan gak bisa keluar dari zona pojokan tersebut sampai sekarang. Padahal tujuan gue gabung itu karena minat fotografi nya. Bukan karena UU 1999 No.40 nya. Kebetulan SLF (lembaga fotografi difakultas gue dibekukan), jadi gak ada pilihan lagi untuk penyaluran minat gue.

Bersyukur nya gue masih bertahan oleh keadaan yang sangat tidak mengenakan, bahkan memuakkan. Gue meyakini itu sampai sekarang ini. Sempat gue berpikiran untuk mau keluar dari lembaga yang dipojokan tersebut  ketika masih semester  tiga. Tapi gak jadi. Semacam ada panggilan alam yang mengharuskan gue harus bertahan dan bergerak. Iya, bergerak sama teman segenerasi gue yang hanya tersisa satu orang saja. Sampai sekarang ini. Bedanya dia mengambil D3 dan gue S1.

Entah di mata teman-teman, jika melihat orientasi gue masih belum skripsi/lulus itu mungkin ‘kacau’ banget nih @izkelmogita.  Rasanya kampus itu begitu romantis sekali, sampai-sampai gue gak memikirkan masa depan gue kedepannya gimana. Minimal mikirin skripsi gue lah, buat judul. Yang ada dipikiran terus, “Peran apa yang bisa gue lakukan sebagai mahasiswa?”. Ini gue yang ke hipnotis uya kuya apa gue yang wedian sampai segitunya lo rela perpanjangan  semester, demi sesuatu hal yang belum tahu kedepannya itu memberikan keuntungan buat gue.

Prinsip gue yang gue pake, sederhana. Men jadi orang yang ‘dibutuhkan’ orang banyak. Menjadi orang yang dibutuhkan itu emang sulit, makanya gue masih haus banget sama belajar dan memaksimalkan peran gue selama jadi mahasiswa. Dan gue yakin tindakan gue hari ini dan seterusnya akan terakumulasi yang menjadikan gue menjadi orang yang dibutuhkan dan militan. Walaupun sebenarnya ngenes, dan ga enak (belum skripsi/lulus). Gue ngerasain aja feel jadi mahasiswa banget.  Gue menyenangi aktivitas gue dan gak merasa rugi atas tindakan serta pilihan gue. Do --> Doakan aku cepat skripsi *nyanyi lagu doremi

Pahit sekali.

Thursday, September 8, 2011

Resleting Bibir dan Pikiran

Yeeeaaaayy…

Timeline gue rame soal Munir dan @Poconggg.

Intinya TL  gue itu berbicara soal RAHASIA.

Rahasia kematian munir yang sampai sekarang masih belum tuntas.  Dan…?

Rahasia identitas @Poconggg yang tuntas terbongkar siapa pemilik nya.

Hehehehe…

Ngomong-ngomong soal rahasia, menurut gue rahasia itu pertanda lemah bisa juga menjadi pertanda hebat.

Tergantung apa dulu yang dirahasiakan. Sesuatu yang jahat atau yang baik. Pokoknya sesuatu banget deh.

Gue sendiri sampai sekarang juga punya rahasia dan gue juga menyimpan rahasia orang lain.

Dan alhamdulillah yah gue menyimpan dengan baik rahasia orang lain. Bukan karena gue orang yang tepat sebagai penjaga rahasia tapi……

…emang gue lupa rahasia apa yang udah pernah gue tampung dari temen2 gue.  

Setiap orang yang cerita rahasia nya ke gue, pasti aman. Karena gue orang nya cukup tahu aja. Dan yaudaaaaah.

Kenormalan hidup ini bisa berjalan karena ada rahasia,sob. Tanpa rahasia drama kehidupan kita pasti gak akan semanis ftv di SCTV. Dan gak ada sedikitpun sendi sendi kehidupan yang gak menyimpan rahasia. Bener?

Rahasia itu emang bikin penasaran banget. Seperti kutipan percakapan gue dengan seseorang di chat facebook.

“Something makes me not able to do it, and I got the reason. but it doesn't need you to know ok..”

Mengandung kebanyakan pertanyaan dan rasa inisiatif.

R.A.H.A.S.I.A

By : Gita Rizky Prodipta

Wednesday, September 7, 2011

Sentimen Identitas Supporter Indonesia

Oiya,ada sesuatu yang mendorong gue untuk coba post nih.

Udah pada tahu berita peristiwa supporter bandung yang di serbu massa setelah pertandingan Indonesia lawan Bahrain. Dan gue tahu berita ini dari tweet #RembukMLG @infomalang. Beritanya dikeluarin oleh vivanews.com nah ini linknya http://metro.vivanews.com/news/read/245159-suporter-asal-bandung-diserbu-massa 

Dan lo tahu apa yang bikin heran? Seragam timnas yang dipakai para supporter,ber-lambang garuda itu masih menyimpan kebusukan yaitu sentimen.  Ouuucchhh..shit!

Entah apa karena Indonesia kalah, sehingga insiden tersebut bisa muncul supporternya jadi pada galau dan emosi. Atau sebaliknya jika Indonesia menang, tapi insiden itu tetap terjadi. Kalo iya itu gilaaaa!

Gue asal jakarta, dan kebetulan gue juga kuliah di malang, tapi gue bukan jakmania dan gue juga bukan aremania. 

Bonusnya, gue berada di daerah aman. Aremania sama Jakmania sodaraan. Lalu?

Ini salah satu cara penerimaan yang aman agar lo bisa diterima dengan baik di suatu daerah. Ketika lo mengambil suatu pilihan.

Nah ketika supporter bola asal Bandung mengambil suatu keputusan bahwa mereka akan menonton pertandingan Indonesia lawan Bahrain, sudah tentu kedatangan mereka ke jakarta adalah untuk mendukung timnas Indonesia.

Perhatikan! supporter asal Bandung rela datang hanya untuk merah putih. Dan tidak hanya dari Bandung aja, tapi dari daerah lain di jawa dan luar jawa juga.

Baiklah! Kita lupakan identitas daerah. Karena yang gue tahu, identitas ketika di stadion itu cuma kelihatan dari atribut yang lo pakai dan bawa.

Lo pake baju apa berarti lo dukung ini, dan sebaliknya.

Tapi insiden ini terjadi karena ‘bahasa’, sesuatu hal yang sepele dimana kalo gue pikir-pikir, bahasa bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Sangat di intai dan tentu memasang kecurigaan pada rivalnya. Seiring berjalannya waktu, keterlibatan bahasa dalam berinteraksi ternyata bukan suatu kemajuan, malah gue nilai sebagai suatu kemandekan.

Kalo kita sadari, keragaman itu potensi. Jangan berpikiran sempit. Apa sakingnya orang yang jadi supporter itu fanatik lalu cara berpikirnya jadi cetek? Gak terdidik?

Pelajaran Kewarganegaraan yang lo dapat disekolah, mana impelementasinya?

Diajari toleransi kan? Gimana caranya lo menawarkan sikap yang menunjukkan kepercayaan dan kebersamaan.

Bukan kaya insiden supporter asal Bandung yang di amuk massa.

Gue yakin tiap klub-klub sepakbola gak ngajarin supporternya untuk tawuran. Indonesia juga gak ngajarin gitu, sebagaimana termaktub dalam sila ke-3 Pancasila. Lalu?

Faktor sejarah antar supporter emang musuhan, entah dari kapan deh gue gak tahu. hehe

J.S Mill mengenalkan tentang suatu kebebasan. Kebebesan berekspresi, yang dimana lo berkspresi tapi gak membahayakan orang lain/kelompok lain.  Tapi inget, lo ikut ini atau itu jangan fanatik banget.

Sayang yah, kaos timnas yang dipakai para supporter dimana ada lambang garuda dan simbol bendera tersebut  mengartikan sebagai simbol kedaulatan bentukan dari perbedaan-perbedaan. Ternyata, sentimen-sentimen yang masih terjadi antar supporter sepak bola di Indonesia itu mengalahkan suatu pengalaman tentang kesatuan sebuah negara Indonesia.

Semoga unek-unek gue ini gak menyinggung. Garuda didadaku!

Sunday, June 19, 2011

Tanpa Sadar atau Sadar?

LPM DIANNS - Ada yang jago bikin sajak? Mungkin Wahyu Semeru orangnya, karena lebih banyak dia frekuensi menulis kata-kata indah di blackbook DIANNS dibandingkan yang lain. Kemudian ada yang jago fotografi? Mungkin kawan Dio Rachmad, cukup berpengalaman dan lagi mendalaminya banget di bidang ini khususnya fotografi jurnalistik. Ada yang jago layout (tata letak) bulletin, jawaban ini pasti mengarah ke Rindri Andewi Gati. Ada yang jago apalagi? Oiya karikatur? Siapa ya? Mungkin Hakam Ananta karena hobi nya dalam melukis gambar di sepatu dan pernah juga menang dalam lomba karikatur tingkat BEM FIA periode 2010. Ada yang jago mengedit tulisan? Sudah tentu ialah Titin Muftiro berkat pengalaman dia menjabat menjadi redaktur pelaksana dan yang terakhir menjabat sebagai Pemimpin Redaksi, namun sayang sekarang dia sudah tidak lagi masuk dalam kepengurusan LPM DIANNS.

Lalu, siapa yang jago dalam “Menulis”?

Ada yang bisa jawab? Kasih tahu pada saya jika ada yang jago dalam menulis.

Menulis? Mungkin semua pasti bisa. Menulis apa yang dia suka, apa yang ada dipikiran masing-masing kita lalu dituangkan kedalam tulisan. Namun,bagaimana menulis yang baik dan benar?

Dalam lingkup jurnalistik pers mahasiswa. Menulis menjadi merupakan senjata nya. Amunisi atau peluru nya adalah diskusi. Lalu ketika diskusi memiliki peran yang cukup besar dalam sebuah perluasan wacana pemikiran kita, pengembangan kemampuan dalam bernalar,berargumen tapi ternyata aktivitas tersebut masih dirasa kurang. Apa kita bisa menulis yang baik nantinya? Maksudnya adalah juga produk tulisan kita nanti apakah bisa panjang tulisan nya? Hmm..

Tidak sampai disitu saja, perihal dalam menulis pun ternyata juga masih menjadi hambatan dari kawan-kawan di LPM DIANNS, khususnya bagi angkatan 2009-2010.

Bagaimana bisa menulis bagus dan baik, jika semua itu harus diperintah baru terjun ke lapangan meliput berita. Bagaimana jika bisa menulis yang baik jika baru disuruh bikin satu berita saja, sudah kelimpungan dengan melontar balik dengan berbagai macam alasan “aduh tugasku banyak”, “iya deh, aku kerjain tapi gak janji ya”, dan lain-lain, begitulah ungkapan curhat Yogi Fachri sebagai Redaktur Pelaksana kepadaku.
Tentu saja hal ini akan berdampak dari eksistensi produk kita, baik lembaga maupun suprastruktur nya. Bagaimana produk kita bisa bermutu&memikat pembaca atau masyarakat di Universitas Brawijaya khususnya di Fakultas Ilmu Administrasi kalau kita masih dalam kubangan hitam seperti itu?

Suprayogi Rachmadani, sudah memulai nya dengan menyumbangkan tulisan di FK Persma (Forum Komunikasi Pers Mahasiswa), Aryo Rachmadani juga sudah memulai tulisan pertama nya yang ditempel di papan tulis ruangan DIANNS, kemudian Annisa Nur Pratiwi yang mencoba memberikan opini nya di buletin radikal yang terbit baru-baru ini,dan penulis-penulis lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dalam buletin radikal edisi sekarang tanpa mengurangi rasa hormat. Apakah tidak ingin produk kita bisa terbit secara berkala? Apa perasaan mahasiswa/i lain ketika produk kita tidak terbit? biasa aja kah, bodo amat kah, atau kecewa karena produk kita yang selalu ditunggu-tunggu? Tinggal pilih saja, ingin nya yang mana. hmm..  Selanjutnya ini adalah ceritaku, lalu mana tulisanmu?


Thursday, June 16, 2011

Gelembung ketidakseimbangan

Dalam diskusi yang diadakan oleh kawan BEM FIA mengenai pasar modern dan pasar tradisional cukup menarik juga untuk saya simpulkan melalui tulisan,tapi gue ingin mengurai tentang economic bubble nya yang mana dalam diskusi tersebut Fadillah Putra lontarkan. Dalam sesi diskusi Fadillah Putra menyampaikan pandangan nya dan mengakhiri paparannya dengan sebuah pertanyaan, “Siapa yang kalian bela?”,tanya Fadillah Putra kepada peserta diskusi. Pertanyaan tentang siapa yang harus dibela,Fadillah Putra memberikan gambaran seperti ini.

Ketika kalian yang pro pasar tradisional adalah ingin membela kaum miskin untuk bisa terangkat taraf hidupnya yaitu sorot saja petani, maka jelas kita yang pro petani menginginkan harga sembako menjadi mahal. Bagaimana dengan buruh? Yap, buruh akan terancam, karena harga sembako mahal. Begitu juga dengan sebaliknya ketika kita pro buruh, buruh menginginkan harga sembako menjadi murah, maka petani lah yang akan terancam. Di sentil lagi sama Fadillah Putra dengan pertanyaan kawan peserta diskusi, bagaimana kebijakan tersebut bisa berjalan selaras tanpa keduanya beradu.  

Sempat diuraikan penjeasan tentang Economic Bubble atau ekonomi balon. Sebuah istilah dalam siklus ekonomi yang ditandai dengan ekspansi yang cepat diikuti oleh kontraksi, sering kali dengan cara yang dramatis.

Fadillah Putra mengambil contoh dengan yaitu pedagang cilok,maka ini bagian menarik nya. Ketika halaman depan Gedung FIA tadinya hanya ada satu pedagang cilok dan harga cilok tersebut murah,enak dan banyak. Otomatis pedagang cilok tersebut dagangannya laris manis karena hanya satu-satunya pedagang cilok di depan FIA. Karena masih belum populer dan hanya ada satu pedagang cilok, maka tingkat produksi akan meningkat. Kesejahteraan dia akan meningkat taraf hidup nya. Nah, ketika orang lain melihat hal ini adalah sesuatu peluang yang menarik juga untuk dicoba, karena ini sangat menguntungkan  maka muncul lah pedagang cilok lainnya yang mencoba berjualan di halaman depang gedung FIA.

Disini harga semakin meningkat atau harga tetap tapi porsi agak dikurangi karena ramainya pembeli . Kemudian lahir lagi pedagang berikutnya dan berikutnya.  Apa yang terjadi? Pedagang cilok lama kelamaan semakin banyak dan kemungkinan untuk laku akan berkurang,pendapatan jelas berkurang karena semakin banyaknya pesaing dan masyarakat juga sudah bosan mengkonsumsi cilok.

Siapa yang merugi? Yaitu pedagang cilok yang baru muncul. Siapa yang untung? Yaitu pedagang cilok yang muncul pertama kali berjualan sebagai trendsetternya.  Nah cerita singkat tersebut merupakan gambaran ketidakseimbangan dari maraknya bisnis tersebut .

Pak Fadillah menjelaskan bahwa, para pelaku pasar maupun ekonom tidak menginginkan grafik harga terus meningkat karena akan menyebabkan kehancuran.  Jika grafik tersebut  sampai terus menanjak tajam sampai memuncak, maka siap-siap saja menikmati letusan nya yang pada pada akhirnya akan mengalami kejatuhan harga pasar. “Idealnya adalah grafik tersebut tidak mencapai kemiringan 50 derajat lebih, bahkan kemiringan 45 derajat saja pun juga sudah was-was”, cerita Fadillah Putra.

Mungkin,bagi pedagang tidak penting memikirkan jangka pendek/panjangnya itu bagaimana,karena bagi mereka adalah yang penting dia berjualan apa yang lagi menjadi trend di masyarakat.

Friday, June 10, 2011

Hoodie Woody Freaky - Rain (lyrics)

It`s happen again, and I can see it
No sunrise again and I can feel it
It`s better to stay at home, but I won`t do it
The cloud is dark and don`t care about that

Reff :
Even the rain is fallin
I`m still gonna do
What I wanted to do
No time to think about it
Cause you with me today..hieeyay

It`s happen again
I already know
But I just believe the sun soon shine again
I`ll never give up
Cause I have a hope
Now listen to me let us run away
From this obstacle, Rain
I know you can do
Let the music push your heart
To go oooouh..

Sunday, June 5, 2011

Mulailah !


Forests: Nature at your Service, yap! itu merupakan tema Hari Lingkungan Hidup sedunia tahun 2011 ini. Hari Lingkungan Hidup sedunia ini, gue di ingatkan melalui Koran Jakarta yang gue beli saat di kereta Matarmaja seharga seribu rupiah, Jum`at kemarin. Mungkin kalo gue ga ada inisiatif atau gemar membeli koran dan membacanya, gue ga tahu kalau hari ini adalah peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia #abaikan. Seperti pepatah yang diplesetin, Koran adalah jendela dunia, bukan buku adalah jendela dunia. #apaansih

5 Juni, merupakan peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia atau dalam bahasa inggrisnya World Enviroment Day. Ya, di rubrik RONA Koran Jakarta headline nya menampilkan foto di suatu daerah entah dimana yang jelas kelihatan gundul hutannya, luas sekali. Kemudian di rubrik lainnya yaitu rubrik EKONOMI Koran Jakarta pun juga menampilkan headline yang agak serupa, yaitu kondisi pertambangan PT.Freeport Indonesia di Mimika yang mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Media massa semakin memberikan peluit kencang pada masyarakat untuk membuka mata, bahwa kondisi lingkungan kita semakin kacau. Pernahkah anda berpikir berapa lama bumi akan bertahan? 5 tahun lagi, 50 tahun lagi atau seratus tahun lagi kah, atau…? entahlah.


Peradaban industri di abad ke-21 ini, membawa dampak multidimensi bagi manusia. Bukan faktor menguntungkan saja kawan, melainkan sejumlah aspek merugikan juga mengancam eksistensi manusia. Ditandai dengan apa? Ya seperti yang kawan-kawan ketahui, yaitu pulau Kalimantan salah satunya yang terkenal dengan kekayaan hutan alamnya yang sekarang ini dibabat terus-menerus.

Konsekuensi dari pembangunan adalah kerusakan lingkungan. Namun, Pembangunan yang melestarikan dan menjaga ekosistem alam itu yang seharusnya diperhatikan. Bumi sebagai tempat berpijak kita, dan tempat hidup bagi kita semua. Manusia  sebagai penguasa lingkungan hidup di Bumi sangat berperan besar dalam menentukan kerusakan lingkungan sekaligus kelestarian lingkungan hidup. Sebagai mahasiswa, peranan apa yang udah bisa kita berikan kepada keberlangsungan bumi khususnya di tanah air Indonesia?

Menghadapi tren ancaman global ternyata gak beda jauh dengan tren ancaman belum skripsi atau lulus kuliah. #ealah #apaansih

Gue jadi ingat sosok Chico Mendez seorang aktivis lingkungan hidup hutan Amazon,yang dikisahkan dalam film ‘the Burning Season’. Film tersebut sangat bagus dan menarik sekali loh untuk ditonton bareng kemudian didiskusikan. Tepat sekali, 2 bulan yang lalu The Burning Season benar ditayangkan juga di dalam perkuliahan seminar lingkungan yang di ajar oleh dosen muda kita Fadillah Putra. Gue sendiri sebenarnya heran dan berucap pada diri sendiri “lho koq, kuliah ada nonton filmnya ya, enak benar deh”. Memang saat itu saya, Irendy ichsan, Riza aditya dan Phay azura juga mengikuti perkuliahan tersebut karena diajak beliau untuk mengikuti kelas yang diajarnya.

Bukan sekedar kuliah yang hanya mendengarkan dosen ceramah kemudian kita tertib mencatat materi yang disampaikannya. Tetapi metode belajar beliau yang mengajak mahasiswanya untuk perlu tahu film-film yang patut untuk ditonton dan menginspirasi serta berperan aktif untuk diskusi. Beliau mencoba menstimulus kesadaran mahasiswa sebagai agent of change nya. Ya, mahasiswa sebagai agen perubahan, apa yang sudah kita lakukan bila melihat potret yang divisualisasikan di film tersebut? Kemudian Fadillah Putra juga menampilkan slide foto Nusantara dari Sabang sampai Merauke, menunjukkan foto kondisi pulau-pulau di Indonesia yang terdeteksi sudah rusak parah ekosistem alamnya.

“Bagaimana dengan kalian semua, ketika melihat daerah asal anda ternyata mengalami kerusakan lingkungan yang parah, apa kalian tidak tergerak? Apakah hanya diam saja ketika melihat itu semua layaknya sebagai penonton. Andai saja ada satu sosok Chico Mendez di daerah anda, atau satu Chico Mendez di fakultas kita? Dan ruh/jiwa nya Chico Mendez bisa ada disetiap orang yang ada dikelas ini, tentu terasa indah nya bumi ini dan sejuk.” tanya beliau kepada mahasiswanya. 

Ya, akhirnya saya pun jadi merenung.

Di hari peringatan Lingkungan Hidup ini, mari kampanyekan kepedulian terhadap lingkungan. Setidaknya dari hal kecil tersebut bisa menjadi perubahan yang okeh ditiru oleh kawan-kawan mahasiswa kita yang lain, atau mengingatkan nya jika dia hendak membuang sampah sembarangan atau yang terlihat bertindak jahat pada lingkungan. Seperti yang dikatakan Ban Ki Moon, "Mulailah dari diri sendiri, yakni gaya hidup yang ramah lingkungan dengan tujuan untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup, maka perubahan luar biasa baik pun bisa terjadi untuk Bumi." Jadi, aksi kecil apa yang bisa kawan lakukan di Hari Lingkungan Hidup sedunia ini? Cheers !