Thursday, November 10, 2011

Begitulah, 'Jingga' di Mataku

Sebuah cerita yang terinspirasi dari lagu @Theclue_band yang berjudul "JINGGA"


Aku sadar betul akan keinginanku dan aku juga tetap bersikeras menekan keinginanku, memusatkannya pada pikiran tanpa memikirkan hal-hal yang lain. Tidak semua orang bisa. Mungkin hanya sebagian orang saja yang bisa merasakan momen tersebut.  Peka terhadap sesuatu dari panca indera nya.  Aku merasakan nya. Aku sadar betul gambaran yang  melintas di alam bawah sadarku. Wajah nya, mata nya yang indah, bibir nya yang tipis merona, serta lesung pipit yang merekah ketika dia tersenyum padaku. Bagiku dia sempurna sekali untukku.

Andai aku bisa melukis, mungkin bisa aku gambarkan secara detail rupa perempuan cantik tersebut. Sayangnya aku tidak bisa melukis. Sosok perempuan yang memancarkan cahaya, membuatku merasakan kebahagiaan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya dan tak bisa aku terjemahkan dengan kata-kata. Sampai embun pagi membuka langit biru menjadi tanda kekecewaanku.

Disinilah mimpi memberikan penjelasan padaku, merenungkan kembali gambaran semalam yang terjadi padaku. Mencoba mengingat dengan tujuan melayang jauh semalam yang damai perlahan cepat memudar.
****

Mimpi adalah bunga tidur..begitulah definisi mimpi yang kerap diyakini oleh banyak orang. Tak banyak orang yang percaya pada arti sebuah mimpi..bisa dibilang ‘tafsir mimpi’, dimana setiap mimpi bukanlah hanya sekedar imajinasi alam bawah sadar. Setiap mimpi memiliki arti yang teraplikasi dalam kehidupan nyata, bukan hanya sekedar bunga tidur..yang indah, harum, dan akan  layu saat mata mulai terjaga dari mati suri rutin di setiap malam-malam anak adam.

Sebelum benar-benar mulai terlelap, otak kita akan bekerja keras memikirkan banyak hal.. merangkum kejadian hari ini, masalah dalam hidup, keinginan, angan-angan, dan impian sampai akhirnya memasuki alam bawah sadar. Tak jarang pikiran-pikiran yang bersemayam sebelum terlelap akan menjadi materi dalam mimpi, bersyukur jika impian yang terealisasi dalam mimpi..indah! tak sedikit juga mimpi membuat kita sesak nafas, ingin segera berlari namun kaki tak kunjung melangkah..ingin menangis namun air mata tak kunjung jatuh..nightmare!

Gilar dan Nuel telibat percakapan seru soal mimpi, mimpi dari Gilar yang membuatnya gusar!
“Maknyak, vanila latte satu ya”,pesan Gilar. Sesaat kemudian Gilar menghampiri Nuel yang sudah standby di meja nongkrong  seperti biasa. Vanilla latte merupakan minuman kesukaan gilar, minuman yang siap menemaninya untuk bercerita malam ini.

Nyak, vanila latte nya gilar dipakein sambel ya. Hahaha...!” seru Nuel dengan tertawa.
Opo? Bacok!, manyak membalas dengan jutek. Kata bacok merupakan ciri khas dari maknyak ketika ada yang nyeletuk sesuatu dengan nada bercanda atau mengejek.

Walau sudah malam hari, suasana kantin kampus masih cukup ramai dikunjungi beberapa mahasiswa. Sekedar untuk melepas penat dari aktivitas berkuliah ataupun sekedar nongkrong biasa bercanda tawa dengan teman. Ada yang bermain gitar, bermain kartu, diskusi atau sekedar curhat sana sini.

“El, gue semalem mimpi”, terang gilar memulai percakapan.
“Mimpi apa,lar?, sahut Nuel sambil memainkan gitar nya yang menemani  nya nongkrong daritadi sebelum gilar datang.

“Gue mimpi ketemu sosok perempuan,el. Dalam mimpi, tapi itu jelas banget sosoknya dan gue hafal banget wajahnya”, seru gilar.

“Ah,masa lar?”, jawab Nuel dengan santai sambil memainkan sebuah lagu John Mayer Your Body`s Wonderland.

“Iya!”  tegas gilar penuh semangat. “dan gue ngerasa kejadian itu dejavu,el. Dan gue pernah ngalamin nya, bener-bener mengalami nya.”  lanjut gilar sambil menyalakan sebatang rokok Marlboro lights nya.

“Terus lar? Sosok perempuan itu kaya gimana?, sahut Nuel penuh penasaran.
“Wajahnya sih gak cantik-cantik banget, mata nya semi oriental gitu, rambutnya di ikat kuda, dan berkacamata”,papar gilar dengan penuh perasaan. Kali ini Nuel terlihat sibuk memainkan gitar nya sambil mengulik-ngulik nada kunci gitar.

Kejadian nya persis kaya gini, pas kita lagi nongkrong bareng dikantin ini. Abis itu ada sosok perempuan datang sama teman-teman nya. Kalo gak salah tiga orang lah, dua perempuan satu cowok. Termasuk dia juga.”  cerita Gilar panjang lebar.

“Nah,terus pas  terpesona loe ngapain lar? Diam membisu gitu, tanpa bisa berkata-kata?, tanya Nuel yang terus memancing cerita nya gilar.

Ya awalnya sih gitu, tapi lima menit kemudian entah kenapa gue berani berkenalan dengan nya. Sumpah jantung gue berdetak lebih cepat seperti abis lari pagi disenayan, muterin limabelas puteran tanpa henti”,  Gilar menjelaskan dengan hiperbola.

Otot penggerak bola mata Gilar bekerja, mendelik spontan sebagai reaksi mengingat sesuatu. Pikiran Gilar menerawang memasuki bunga tidurnya.

“Hai, gue gilar. Nama nya siapa?”, sapa Gilar dalam mimpinya.
Jingga.” Jawab perempuan misterius itu singkat.
hmmm… makasih ya udah mau berkenalan. Gue balik ke meja gue lagi ya jingga?”, Gilar mengakhiri perkenalan sambil tersenyum tersipu.

 Oh iya jawab perempuan tersebut dengan tersipu malu seraya tersenyum memamerkan lesung pipinya, membuat Gilar semakin enggan menjauh dari sosok Jingga, perempuan yang kini Gilar tahu namanya.
Gilar kembali ke dunia nyata, tak sanggup lagi mengingat lebih dalam tentang mimpinya.
****

Mimpi itu hanya bunga tidur, jadi apa pun yang terjadi dalam mimpi tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata. Perasaan dejavu pun bisa salah, belum tentu memang benar-benar pernah mengalami hal serupa. Gilar meyakini hatinya sendiri tentang mimpinya, kadang bisa diterima tetapi kebanyakan tak bisa diterimanya.

Tanpa sadar mimpi itu telah menjadi suatu topik hangat dalam otaknya. Jika otak Gilar adalah sebuah surat kabar, mimpinya telah menjadi headline news dengan tulisan merah menyala bertuliskan ‘JINGGA’.

Mimpi itu ada artinya, ada maksud tersembunyi dan akan terealisasi dalam kehidupan nyata. Mungkin bisa dibilang sebagai pertanda, tergantung orang yang mendapatkan mimpi itu menanggapinya bagaimana, peka atau acuh. Gilar hilang kendali, mengikuti irama otaknya yang kian percaya akan cerita dari alam bawah sadarnya.

Sosok Jingga itu hanya ada dalam mimpi, kalau memang seperti pernah bertemu mungkin itu hanya perasaan salah belaka, lagi-lagi perasaan yang disalahkan. Gilar mencoba realistis, mencoba keluar dari pemikiran-pemikiran yang sebenarnya abu-abu.

Sosok Jingga tak mungkin masuk dalam mimpi. Kalau memang tak pernah ada didalam memori otak, tak mungkin sosoknya terbawa sampai ke alam bawah sadar. Pasti mimpi tentang Jingga adalah petunjuk bahwa dialah sosok perempuan yang akan menjadi seorang yang spesial dalam kehidupan Gilar. Syirik merasuki hati Gilar, bak cenayang yang dengan naif menebak masa depan.

Gilar bukan hanya tinggal diam tenggelam dalam pikirannya tentang Jingga, upaya mencari sosok Jingga pun dilakukannya. Mencarinya dalam dunia maya, itu yang terbesit dipikirannya. Jari-jari Gilang mengetik nama Jingga pada kolom search pada halaman social network yang Gilar pikir cukup efektif untuk menemukan Jingga, facebook!

Deratan nama Jingga diamatinya satu persatu, mengingat lagi tentang sosok Jingga dalam mimpinya dan mencoba mencari kemiripan dengan sederet foto perempuan-perempuan dengan nama Jingga. Dua akun milik Jingga dipilihnya untuk ditambahkan sebagai teman, dua orang Jingga yang hampir mirip dengan sosok Jingga yang dicarinya. Namun Gilar tak berharap banyak, hanya sebagai pembuktian pada hatinya sendiri bahwa ia meyakini adanya sosok Jingga dalam dunia nyata.
****

Jingga..Jingga..seperti arti namanya Jingga itu warna, warna sekunder dalam dunia seni rupa, pencampuran dua warna primer merah dan kuning. Merah itu berani, kuning itu cerah.

“Jinggaku itu berani, berani tinggal lama dalam otakku walau sosokmu tak nyata..berani menyita separuh dari waktuku yang mulai absurd membedakan dunia mimpi dan dunia nyata..berani membuatku menyimpulkan bahwa kau adalah sosok perempuan masa depanku”

“Jinggaku itu cerah, wajahnya..senyumnya..membuah hati ini cerah memuncah..tak lagi hitam tanpa isi..cerah seperti matahari yang membakar kulit, kau membakar cintaku Jingga..!”

“Jinggaku itu kamu..kamu yang membuat rasionalku sulit menebak ini nyata atau mimpi..ibarat lagu, kau itu tanpa judul..bingung memikirkan judul yang tepat untukmu. Sama seperti Judul lagu yang Nuel (sahabatku) ciptakan untukmu yaitu ‘JINGGA’, terimakasih untuk lagumu Nuel..”

Gilar kembali pada konsep dasar dari mimpi..bunga tidur! Tak ingin menghilangkan sosok Jingga dalam hidupnya, menghirup beribu harapan yang nantinya dapat menjawab keresahan yang hanyut dalam ilusi bahkan permainan hati atas sosok Jingga, Namun tetap realistis membedakan mimpi dan dunia nyata. Terimakasih untuk Jingga yang menjadi sebuah Inspirasi, semoga kau adalah impian yang terealisasi dalam mimpi...

Writer : Gimel (Gita&Melisa)

Thursday, November 3, 2011

Sesungguhnya

Mentang-mentang tuan rumah kok kelakuan nya gak dijaga banget. Justru bila kalian kaya gitu itu malah malu-maluin nama kerajaan. Belum lama menggerutu soal itu,muncul lagi. Jancok..hey sit! teriak pendukung tim basket tuan rumah kepada wasit. Beberapa orang berdiri dari tribun atas sambil menghadap bawah ke arah lapangan memperlihatkan ketidakterima dan sedikit gaya mengajak ribut pemain lawan karena pemain tim tuan rumah kena sikut. Seketika arena menjadi gaduh. Gue gak aja suka sama kelakuan yang tampak arogan dan fanatik kaya gitu. Ngapain kok sampai teriak kata kotor dan menantang kaya gitu? Sportif bisa kan?

Papan skor, menunjukkan bahwa tim tuan rumah kalah selisih 20 poin dari lawan.  Sebenarnya gue juga merasa kecewa, tim tuan rumah gue kalah. Tapi itu wajarlah.  Dalam permainan itu ada menang dan  kalah. Namun kekecewaan gue juga sudah terhibur dengan permainan lawan dari pulau dewata ini. Kali ini tim tuan rumah harus lapang dada menerima kenyataan ini, begitupun juga dengan pasukan sorak-sorak tim tuan rumah. Benar-benar hebat lawan tuan rumah ini. Strategi,kecepatan, kemampuan pemain-pemain nya memang patut diacungi jempol.

Anjrit cepat banget permainan ganesa ya tet! berkomentar dengan teman sebelah tapi perhatian gue tetap fokus ke lapangan. Iya sam, benar-benar cepat tempo bermain mereka. Sat..set..sat…set…tiru betet menirukan pola gerakan lawan. Hup!masukk.. 3 poin untuk lawan yang semakin menambah jauh selisih skor.

Pundak kanan gue ditepuk. Loe tahu gak bray, kenapa ganesha bisa menang sama brawijaya? Karena mereka bermain bagus lah. Bukan,sam! Lho terus karena apa?gue melongo,tanyaku heran. Kali ini gue memperhatikan teman sebelah gue bicara.  Jadi gini, ganesa itu dewa dan brawijaya itu adalah raja. Kok bisa gitu? Ya,karena ganesa itu adalah dewa dan brawijaya adalah raja, mana bisa raja lawan dewa.  Ujar teman gue menegaskan. Kami serempak tertawa. Gak lama gue terdiam dan berpikir. Apa barusan? Sesuatu yang sebenarnya sederhana tapi tak semestinya dilakukan oleh pengikut-pengikut raja. Ya ada benar nya juga. Layaknya raja yang bijak dan patuh pada perintah dewa nya. Pengikut yang patuh pada perintah raja dan menjaga nama baik kerajaan nya.