Wah kapan ya bisa jadi pembicara di depan banyak orang tentang
apapun, bicara karya buku yang diterbitin atau seperti yang tadi saya tangkap ya sharing penulisan.
Sebagai penulis tentunya. Penulis yang sudah menerbitkan karyanya. Buku beneran boleh, fiksi juga boleh, karya lainnya juga boleh. Nyerempet-nyerempet ke film dokumenter juga deh.
Eiits.. perjalanan menuju impian itu bagaimana? Ah mengalir
sajalah kalau saya. Terus? Ya gapapa. Enggaklah! Tentunya dalam kehidupan harus
ada kegiatan yang kita jalani berkaitan dengan profesi tersebut. Harus ada resolusi yang ditancep serta niat dan aksi. Sebenarnya
untuk menulis non fiksi, saya enggak begitu percaya diri (kurang bisa). Menulis
non fiksi, lebih menarik. Hampir sering produksi tulisan curhatan pribadi sih. *eaaa
Saya jadi teringat sama Christian Simamora yang tempo lalu nge-tweet tentang ‘waktu’.
Chris bilang, “saya orang yang moody dan senang menunda pekerjaan.” Namun dia
keras dengan dirinya untuk menulis. Bagaimana cara dia? Cukup simpel sih. Dia
menjadwal waktu kegiatan utamanya selama 24 itu ada berapa jam, dan enggak bisa
diganggu gugat. Sisanya, waktu ‘me time’ saya menyebutnya, nah itu yang bisa
dipergunakan. Chris, menjalani pekerjaan menulisnya dengan mainan ‘jam’.
Artinya dia me-setting waktu selama sejam untuk disisihkan untuk
menulis. Dan itu harus disiplin. Yap! Kuncinya memang harus ‘Disiplin’.
Lalu? Apa kabar ‘disiplin’ menyelesaikan akademik? Skripsi.
Baiklah saya kembali melanjutkan pekerjaan tapi bukan skripsi. hehehe.
No comments:
Post a Comment