Friday, March 18, 2011

Sempro = Rindu sebungkus nasi campur

Standar Menu Makanan Sempro

Seminar proposal (sempro) skripsi tak ubahnya sekedar tempat untuk mengemis (minimal) 15 tanda tangan menghadiri sempro maupun mengais demi isi perut. Ini realita yang gue lihat di fakultas gue dan gue juga pelaku nya sih (cuma tiga kali doang ikut sempro abis itu gak ngumpulin tanda tangan). Menurut gue seminar proposal menjadi daya tarik tersendiri sebagai ajang untuk icip-icip berwisata kuliner, karena setiap penyelenggara seminar sudah pasti akan menyuguhkan menu makanan andalannya yang barang tentu tidak murah. "Minimal lalapan ayam lah lauknya atau pizza kek,baca mantra selesai",kata gue. (tapi kayaknya gak pernah ada deh yang sempro ngasih makanan pizza). Menu isi proposal skripsi nya maupun mahasiswa siapa yang akan seminar proposal (skripsi) nanti bukan perhatian utama dari adanya sebuah acara seminar proposal skripsi. Pokoknya kertas mengikuti seminar proposal skripsi gue harus segera terisi. Oportunis mahasiswa/i ingin segera lulus akibat mahalnya biaya spp kuliah maupun desakan dari orang tua yang menginginkan anaknya segera sarjana.


Gue juga gak tau sejak kapan tradisi sempro ini dikemas dengan adanya jajanan+souvenir hingga saat ini masih terus dilestarikan. Pake jajanan itu wajib apa enggak nya dalam acara seminar proposal itu gue engga tau, karena gue sendiri juga masih belum magang/KKN (hhahahaha)+ngajuin judul skripsi aja belum nafsu. Menurut melisa yang berkuliah di salah satu universitas di jakarta. Dia berkata “seminar proposal dikampus aku gak ada tradisi makan-makan, seminar ya seminar,kalo udah selesai ya udah bubar”. Nah lho (bingung)?kata gue. Potret seminar proposal skripsi ini berbeda dengan suasana perkuliahan,atau mengikuti acara seminar event yang dimana jika jam kuliah/event seminar sudah waktunya habis/kelamaan, bawaan kita kayaknya pengen cepat-cepat pulang aje seperti tersiksa setengah mati melewati jalan berliku dan berduri. Kemudian ketika perkuliahan sudah diakhiri oleh dosen, dengan sigap kaki kita melangkah lebar dan berlari dari ruang kelas. Berbeda dengan seminar proposal skripsi, dan ini uniknya. Peserta seminar proposal skripsi dengan setia menunggu acara seminar hingga selesai dengan berbagai ekspresi,ada yang wajah bingung, ketawa,bosan,ngantuk juga ada,dan lain-lain. Rasa berdosa seakan-akan abstrak ketika kita tidak bisa berpartisipasi dalam memberikan sumbangsih pemikiran melalui sesi pertanyaan dari isi proposal skripsi tersebut atau memang  ide pemikiran kita sejenius albert einstein itu cukup kita sembunyikan di ketiak kita masing-masing.  Ada tiga alasan kenapa peserta seminar proposal skripsi itu datang, menurut  gue  yaitu sungkan kalo gak dateng, sama temen kita yang seminar proposal skripsi, terus ngumpulin tanda tangan di kertas seminar dan berharap membawa buah tangan (makanan) seperti semangat pengamen yang cari makan di perempatan jalan.


Siapkah kalian mengeluarkan banyak rupiah untuk durasi waktu sekitar 30 menit doang dibandingkan banyak rupiah yang siap dikeluarkan untuk menyambut kelahiran proposal skripsi sampai BAB III dari tenaga,pikiran,waktu dan uang. Akankah siklus ini terus kita lestarikan?Come on, give your opinion.

Oleh : Gita Rizky Prodipta

1 comment:

Unknown said...

Iyaa tuhh .. kalo udah dikasih makan, seharusnya mereka juga mau dong buat sumbangsih pikiran demi kelancaran sempro untuk skripsi kedepannya .. :))