Hal yang selalu membuat gue menganga adalah ketika
mengunjungi portal berita detik[dot]com di rubrik detikinet. Untuk media online
berita gue emang biasa baca detik[dot]com. Di rubrik detikinet ini gue melihat perkembangan teknologi
begitu cepat berkembang. Selalu ada hal baru yang diciptakan, selalu ada produk
baru yang siap dipasarkan, selalu ada imajinasi baru soal gadget tersebut
karena aneh dan kagum. Selalu ada iklan produk gadget baru yang menambah hasrat
untuk segera memilikinya. Salah satu produk Google yang terbaru yaitu eye glasses nya. Kereeeen! Canggih!
Benar-benar hebat! Jujur gue suka kecanggihan teknologi.
Apalagi bisa punya gadget keren yang gue inginkan. Tanpa ada rasa panik. Tanpa
ada rasa kecewa. Tapi ketika motivasi itu udah ada, kuasa materi gak mendukung,
apa yang bisa diperbuat?Hmm. Btw, beneran, gue belum bisa memiliki gadget yang
gue inginkan sampai sekarang ini. Produknya Apple. Semuanya. Hhehe. Tapi, gue
punya gadget (mobile phone) yang tidak begitu keren, tapi sistemnya itu
menunjang untuk melakukan komunikasi berjejaring yang luas. Gue pakai Xperia.
Setiap gadget yang diciptakan jelas menimbulkan perbedaan kelas. Buktinya?
Handphone yang gue beli setahun lalu pakai uang sendiri, udah gitu belinya
nyicil pula. Hmm. Nah, itu dia, “nyicil”. Ini kekuatan iklan, produknya,
kepanikan individu yang menuntut untuk bisa menyesuaikan dengan kondisi zaman?
Hal yang menakutkan kah jika kita tidak bisa menjalani hidup dengan berbeda?
Jelas menakutkan. Jujur, gue akui kalau engga mengikuti malah menjadi manusia
yang tertinggal. Memiliki gadget canggih, ataupun engga canggih, yang jelas
untuk komunikasi berjejaring. Informasi begitu mudah didapat dengan cepat
melalui internet. Bisa menembus ruang,waktu, tempat dalam sekian detik. Kita
bisa lebih kreatif dengan produk teknologi yang ada dan fitur-fitur yang disediakan,
dan lain-lainnya. Menghabiskan peran hanya untuk gadget dan dalam dunia
digital/dunia maya, sudah menjadi kebiasaan akrab kita. Distribusi informasi,
gali informasi, jalin pertemanan silaturahmi, membuat janji untuk ketemuan, dan
lain-lain ya kebanyakan via mobile phone, internet. Sudah jarang lewat surat,
walapun masih ada. Lama dan gak efisien.
Layar mini menjadi tempat ternyaman “berjalan-jalan”.
Bahkan sebagai tempat untuk melarikan diri yang asyik. Mengembara. Merinci
untuk melaporkan kegiatan kehidupan sehari-harinya tanpa diminta atau sekedar
untuk menemukan pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman baru yang menjadi
konkret pastinya. Atau kadang menjadi ikutan gerah dan asyik terjebak dalam
rumor yang ramai diperbincangkan di dunia maya. Menjadi lebih gaul dan populer
berinteraksi lewat dunia maya. Dan gue loyal sama kondisi itu. Demi kepentingan
pribadi pastinya, dan budaya populer yang dominan sehingga gue gak bisa
mengelaknya. Teramat banyak menemukan hal seperti itu gak hanya gue aja.
Kehidupan sehari-hari lebih dibentuk oleh praktik-praktik
budaya populer. Dan kita gak bisa menolak itu kan? Dan kita senang pada hal itu
kan?
No comments:
Post a Comment