Tuesday, February 1, 2011

Merokok MATI, gak Merokok juga MATI

Masih inget gak fatwa MUI yang mengharamkan “rokok” ??

Well, kali ini gue mau ngebahas soal “rokok”.

Yep, kisah TULISANRUSAK tentang rokok ini dimulai ketika gue berkunjung ke Universitas Bina Nusantara di RawaBelong Jakarta Barat.  Apaan git?…berkunjung? Padahal mah bukan berkunjung gue nya,guys. Tapi nemenin temen gue ke kampus cz dia mau ngumpulin tugas kuliahnya. Udah gitu gue pake celana pendek gitu juga ke Binus nya. hadeeehh…

Otomatis gue juga ga bisa dong masuk ke dalem kampus nya? *yaiyalaahh…muke gile lo ke dalem kampus pake hotpants udah gitu pake sendal jepit buluk,pliiissss deh,git… J
hahahaha…

Sembari nungguin temen gue ngumpulin tugas kuliahnya gue, dengan pede nya nunggu di depan gerbang di sepanjang jalan Binus dimana banyak kantin yang berserakan.. dan disitulah gue melakukan kebiasaan yang sebagaimana biasanya dilakukan oleh kebanyakan anak muda yaitu “merokok”.

Merokok di Jakarta beda rasanya loh sama dengan di Malang? soalnya kenapa,mau tahu? Harga rokok gudang garam filter, merupakan rokok favorit gue juga,ternyata harga per-batang nya di jakarta seribu rupiah (Rp.1000,- /batang) .anjiiirrrr…gila gak sih. Segen juga gue pengen foya-foya ngerokok kalo beli nya dengan cara ngecer (alias ga bungkusan beli nya),sekali makan disini (jakarta) aja bisa sepuluh ribu rupiah.fiuuhh…
Nah, ditengah asiknya dapet kebulan asep kendaraan, dengan pede nya gue juga mengebulkan asap rokok bau naga gue dan sekitarnya.hahahaha..
stop..stop bercanda nya aahh!

Okey, pembaca setia TULISANRUSAK, pas gue lagi ngerokok gue ga sengaja mata gue mendeteksi banner yang diduga membawa banyak pertanyaan dan ide cemerlang sekaligus perenungan buat gue sendiri…(halah J ,hehehe) maksudnya bisa jadi bahan TULISANRUSAK blog gue,hehehe.
Ini dia gambarnya,gan J . pake Blackberry loh ini foto nya,tapi Blackberry temen gue.hhehe. 


Banner berukuran (gak tau deh lo ukur sendiri ukurannya kira-kira berapa) cukup besar, merupakan suatu rambu yang menandakan kawasan di dalam kampus Binus merupakan “kawasan dilarang merokok”.
Nah gue jadi teringat dengan kampus gue sendiri yaitu Universitas Brawijaya yang sekarang menduduki peringkat ke sepuluh daftar rangking universitas di Indonesia. (halah,padahal kalah sama Universitas Negeri Malang yang menduduki peringkat enam)hiks..hiks.

#Kalau engga salah berarti benar, gue pernah ngebaca banner bertuliskan universitas brawijaya bebas asap rokok 2012.(maaf gak bisa menampilkan foto banner nya,karena hape gue N-Gage).  Dan ini juga membuat gue (perokok) menjadi H2C à harap-harap cemas. Karena kenapa? Bisa-bisa gue dan perokok lainnya yang tergabung dalam komunitas perokok almamater biru universitas brawijaya yang disingkat menjadi PABUB. <-- gue mengistilahkannya sih begitu,biar keren aja gitu.

Merokok menjadi tren kegiatan sosial yang dilakukan oleh masyarakat dari berbagai umur dan jenis. Mau muda atau tua,begitupun juga pria dan wanita. Karena merokok diyakini sebagai suatu kegiatan yang bisa memberikan rasa rileks dan santai pada fisik kita sendiri,menemani diri dikala sepi, bisa membuat tenang dan pikiran bisa lancar. Apalagi nih kalau banyak masalah/pikiran, seperti kenyataannya yang paling keren adalah merokok itu untuk gaya hidup, sehingga banyak yang kecanduan rokok gara-gara hal itu. Bener gak? Iya men, kalo ga ngerokok gak gaoel loe J

Berbicara soal rokok, dan larangan merokok. Sebenarnya dari pemerintah pun juga sudah ditegaskan melalui Pergub dan Perda di masing-masing daerah. Begitupun juga dari produsen rokok juga sudah menghimbau melalui peringatan singkat di label bungkus rokok dengan berbagai merk. Tapi kenapa masih aja “Merokok”?

Mau tau gak kalo Indonesia itu merupakan peringkat lima besar pengkonsumsi rokok paling banyak di dunia. Wooo…*lagi-lagi Indonesia menorehkan prestasi deh J hemmmmss
Sesuai dengan kalimat pertama saya dalam tulisan ini, yaitu “masih inget gak soal fatwa MUI yang mengharamkan rokok” ?? hal ini menjadi kontroversi disana-sini,layaknya kasus ariel peterporn,hehehe..


Sebuah dilema bagi Pemerintah (karena perusahaan rokok itu menyerap jumlah tenaga kerja banyak,memberikan devisa negara,serta perusahaan rokok juga banyak yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa dan untuk kegiatan sosial yang bermanfaat buat masyarakat contohnya seperti sponsorship >> Gudang Garam di Kediri, Bentoel di Malang).  Selanjutnya rokok juga menjadi sebuah kekuatan dalam praktik pemilwa di fakultas yaitu rokok politik. Dan ketika rokok diharamkan otomatis menjadi sebuah kesedihan tak berujung bagi perokok, pada khususnya PABUB (perokok almamater biru universitas brawijaya).hahaha J

Membaca http://prasetya.ub.ac.id/berita.php/id/detail/2165 gue cuma bisa menarik kesimpulan melalui penelitian Prof. Sutiman beserta tim nya bahwa asap rokok yang telah "dijinakkan" tersebut memberikan dampak positif bagi kesehatan karena asap rokok yang telah dijinakkan juga dapat menyehatkan dan berpotensi membangun kesehatan tubuh". Nah loh,heran gak sih? Gue aja bingung.

Menyikapi hasil dari penelitian Prof Sutiman, tentunya keputusan MUI yang menyatakan rokok itu adalah haram harus dikaji ulang kembali. Karena tentu terkesan gegabah dalam melahirkan fatwa. Kadang yee, MUI tuh mbok dipikir panjang lah kalo buat keputusan, makin jengkel aja gue sama ormas islam di Indonesia yang doyan ribut apalagi yang berkeliaran di kampus dengan jubah ninja dan celana cingkrang nya! mau macul apa kebanjiran dah ente?ckckck..

Rokok menjadi benda yang tak pernah absen bahkan wajib dalam aktivitas mahasiswa (penikmat rokok) pada umumnya seperti diskusi nya apalagi ditemani dengan kopi hitam. Kalau kata anak persma , “kalau gak ngerokok gak bisa berlogika”. Kemudian, bagaimana kalau benar, universitas brawijaya akan bebas asap rokok 2012 ?wah masa iya sih kita (perokok) beralih ke rokok elektrik tanpa asap?  Sepertinya, gerakan bebas asap rokok 2012 nanti sudah dimulai di fakultas kedokteran UB dan bisa dibaca selengkapnya  pada tulisan saya sebelumnya yaitu http://tulisanrusakblokg.blogspot.com/2010/07/sk-bebas-rokok-kurang-efektif.html



Dan kita juga sudah mengetahui sebelumnya bahwa hukum rokok itu makruh, buat apa MUI mengeluarkan fatwa haram tentang rokok yang jelas-jelas makruh. Bagi perokok… silakan 

Bagi MUI, ya silakan layani umat. Jangan bisanya cuma ngelarang,ngeharamin aja, tapi kebijaksanaan nya dong? seperti prostitusi yang dilokalisasikan dan belum jadi haram, dan parahnya lagi model kaya minuman keras (beralkohol) aja masih beredar luas dan mudahnya kita dapat di Indomaret,Alfamart,Circle K, dan 7 Eleven. Iya gak? Yang jelas itu merusak moral, dan pertanyaan gue emang nya ada diskusi sambil minum alkohol terus mabuk?ga ada kan.., ironisnya ternyata hal tersebut  belum (di)haram(kan) di negara kita tapi udah diharamkan Al-Quran. Tapi yang tidak haram di Al-Quran,dibikin haram sama MUI.Hemmmmsss….ckckck

Udahlah, biarkan mereka hidup dengan ruang nya masing-masing. pemabuk ya dengan alkoholnya, pelacur ya dengan pekerjaan lelaki hidung belang, perokok yang dengan cita rasa asap rokok dari tembakau nya. (maaf) MUI kenapa dikit-dikit mesti diharamin sih? manusia hidup dengan berbagai pilihan bebasnya. Manusia adalah arsiteknya diri sendiri. walaupun pada akhirnya memang banyak mudharat nya, kan kita sendiri yang nantinya akan meninggalkannya sendiri,kecuali lewat fatwa.

Selanjutnya, bagaimana pendapat anda tentang hal ini? J

Oleh : Gita Rizky Prodipta

14 comments:

Burhan said...

Wadoh untung aja aku gak MEROKOK hahahaha !!!!

Unknown said...

bagus gan..

kaget gw klo UB mw ada rencana aneh kayak gt thun 2012..
akakaa..

sip gan..
keep it up..!!

Unknown said...

Wah, sori kak kalo ini aku sedikit beda pendapat. Emang sih gak perlu diharamkan tapi kalo gak kaya gitu gak ada "rambu-rambu" tegasnya, padahal kan sebenernya udah pada tau kalo rokok itu gak baik.
hehe suka banget sih kak masukin bahan kimia ke badan, kalo suka yang kimia mending bikin 'chemistry' sama pasangan aja :p

Anonymous said...

it's all about choice....

Tapi, jangan cuma yang gak merokok yang menghargai yang merokok tapi yang merokok juga harus menghargai yang gak merokok terutama buat orang yang emang punya penyakit paru-paru (kecuali orang itu ndiri ngerokok juga wkwkwk).

Rokok, prostitusi, minuman keras, menurutku, akan selalu jadi kontroversi

tulisanrusakblok G said...

UB emang ada rencana sperti itu za, gue pernah baca ko banner nya di halaman student centre.

tulisanrusakblok G said...

to inez : balik lagi, semua itu kan pilihan tiap manusia. hasrat mereka untuk menikmati sebuah kenikmatan walaupun ternyata menyakiti diri nya sendiri , tetap saja akan dilakukannya.
tapi kalo udah urusan chemistry di ranjang sih? beda lagi yaaa :D heheheehe

tulisanrusakblok G said...

to neelaidamilan : yang penting itu pengawasan dan penegakan nya. sejauh ini saya sebagai perokok juga ngerti tempat kalo merokok di tempat umum yang merupakan kawasan dilarang merokok yan saya juga tentu tidak merokok.

benar, prostitusi,miras,dan rokok emang hot issue

suprayogi rachmatdani said...

Saya tertarik dengan istilah "dijinakkan" yang saudara beri tanda petik di dalam tulisan di atas.
Sepengetahuan saya istilah dijinakkan itu mengacu pada hewan2 liar yang tidak bisa dikendalikan dan dapat membahayakan manusia yang ditemuinya, dan kemudian istilah itu banyak digunakan dalam tulisan2 lain yang tidak sedang menjelaskan sebuah hewan liar, seperti tulisan di atas ini.
kalau yang dimaksud dengan dijinakkan dalam tulisan tentang rokok ini seperti yang dimaksud dalam tulisan saya di paragraf sebelumnya, maka menurut saya sebenarnya rokok itu berbahaya bagi kesehatan namun kemudian melalui penelitian yang dilakukan, prof sutiman membuat asap rokok yang telah "dijinakkan" tersebut memberikan dampak positif bagi kesehatan karena asap rokok yang telah dijinakkan juga dapat meyehatkan dan berpotensi membangun kesehatan tubuh, begitu tulisan yang saya baca dalam blog gita dan prasetya online.
Namun kemudian timbul pertanyaan yang belum dijelaskan dalam berita di prasetya online tersebut, menyehatkan itu apakah hanya untuk perokok aktif atau juga untuk perokok pasif?(karena saya sering menjadi perokok pasifnya gita,nanti tak tuntut gita dan perokok-perokok aktif yang sering merokok di dekatku kalau aku sampek punya penyakit gara2 jadi perokok pasif mereka2, kayak di film apa itu yg aku lupa judulnya tentang seorang mantan perokok yang berhasil menang di pengadilan dan membuat philip morris harus membayar jutaan dollar kepadanya untuk mengganti kesehatannya yang menjadi lemah karena merokok dari rokok merk philip morris dan kemudian ada tukang negonya philip morris yang dateng ke rumahnya untuk mengadakan negosiasi2),tapi yo ojok sampek(naudzubilahi min dzalik).
Tetapi jika kemudian penjinakan itu juga menyehatkan perokok pasif maka saya akan menjadi orang pertama yang akan mendukung pemerintah untuk mendirikan pabrik2 rokok itu supaya orang indonesia sehat dan/atau saya akan menjadi pengusaha rokok itu dan akan mencanangkan visi indonesia sehat 2030 atau 2000 berapa gitu (koyok nurdin halid ae, hahaha. atau paling minim saya akan terus memprovokasi gita dan perokok2 lain yang menjadi kawan2 dekat saya untuk terus membeli rokok yang menyehatkan tersebut dan agar mereka merokok di dekat saya, karena tanapa saya harus mengeluarkan modal saya pun juga bisa sehat seperti orang yang mengeluarkan modalnya untuk menyedot(nyedot rokok juga butuh tenaga lho, hahaha) rokoknya maupun untuk membeli rokok (kaalok beli, kan sering mintak juga, hehe).
kayak pohon aja tuh rokok bisa menyehatkan klo menghirup oksigennya yang seger.
seperti itu kira2 pendapat saya tentang kawan2, apakah ada feedback?

tulisanrusakblok G said...

penelitian prof sutiman ini memang sangat mengagetkan bagi saya dan dunia ilmu sains juga dalam menjawab permsalahan dari rokok.

namun memang dalam logika sederhana? masa iya, sebuah asap rokok yang mengandung racun tersebut itu bisa dilakukan penjinakan (entah bagaimana caranya). diiringi dengan makin banyak nya pabrik2 rokok lokal yang tentu kualitas dari jenis/bahan baku nya pun juga lebih rendah dan mengandung nikotin/tar yang tinggi tentu hal ini menajadi sebuah angin segar. menimpal dari curhatan yogi, sebaiknya yogi juga harus menjadi perokok aktif. karena tentu sudah jelas bisa memebrikan manfaat positif bagi tubuh. ga perlu lah mendukung atau kampanye untuk mendorong orang lain untuk merokok.

karena pada hakikatnya, bila rokok menjadi sebuah hal yang di anggap baik, maka tidak terbayangkan bila sumbangsih polusi udara dari asap rokok akan meningkat pula untuk menghancurkan bumi.
sebuah jawaban ini ternyata juga mempolarisasikan permsalahan selanjutnya? hmmm...

Riza Aditya said...

ngomentarin blognya aja ah...

tambah handal aja nih gita. Sukses terus... kapan2 FLS dibikinin kayak gini ajah...

tulisanrusakblok G said...

iya,riza.
entar FLS kalo udah rutin dan intens diskusi nya. kita update tulisan by blog nya FLS sendiri. mantap tuh

Tuban OnLine Shop said...

wadudh kayaknya harus belajar berhenti merokok,,,nich,,,

Riza Aditya said...

okreee siap git...

yAsmin bAhanan said...

.mantabb thogg wezz intine,..