16 September 2011
Aku menyukai sekali foto ini. Sekaligus tampak wajah tersenyum aku dan Melisa (pacarku) bersesi foto di samping bangunan DIANNS & jalan tersebut. Bukan bermaksud untuk mengumbar kemesraan tetapi hanya foto ini yang aku miliki dengan bangunan DIANNS Tbk dan foto ini yang paling wow buatku. Aku suka dengan foto ini, rasanya seperti ada kenikmatan tersendiri yang diberikan dari foto itu, dan membuat aku tersenyum sendirian. Dan inilah fungsi foto yang mengingatkan kembali jejak memori kenangan. Yap, foto itu mengabadikan, proses mengingat itu juga untuk keabadian, mendokumentasikan segala hal penting dalam hidupku yang menurutku penting dan sekiranya entah suatu objek yang ditangkap mata kameraku tersebut akan hilang. Dan ternyata benar, ada beberapa objek di dalam foto tersebut yang sekarang ini sudah tidak ada lagi. Objek pertama adalah helm berwarna putih, yang kedua adalah bangunan fisik bertuliskan DIANNS Tbk.
Helm retro cebok berwarna putih tersebut merupakan pemberian dari sahabatku, namanya Hero Ristyano. Anaknya baik sekali, humoris, jiwa petualang, yang jelas dia orang yang sederhana tapi sangat dermawan. Aku menyayangkan sekali helm retro putih tersebut hilang. Saat itu, temanku meminjam helm retro putih tersebut karena dia naksir dengan helmnya, "unyuuu", katanya. Aku pun meminjamkannya, dengan senang hati. Toh, aku masih punya helm lagi yang biasa kupakai sehari-hari yang bersticker Indonesia (tampak di foto). Namun, setelah berselang hampir tiga minggu dipinjam, dan aku ingin menggunakannya kembali, aku terkejut ketika mendapati jawaban via sms. "Git, maaf helmnya hilang, aku ganti ya berapa harganya", ucapnya. "Hilang ya? aduh kok bisa? teledor." batinku. Aku mengabaikan pertanyaanku tersebut dan tak ingin dijawab juga oleh temanku yang meminjamnya. Ku balas pesan tersebut, "Oh yaudah engga apa-apa, gausah diganti juga gapapa kok, ikhlas." Benda pemberian itu walaupun sederhana tapi membuat kita mengistimewakannya. Merawat jaga, menjaga pakai, benda tersebut dengan baik. "Beneran nih? makasih ya git, semoga tuhan membalas kebaikanmu," balas temanku.
Untuk yang kedua, bangunan fisik tersebut meninggalkan banyak kisah. Sangat banyak. Bagaimana tidak, dan ini berbeda dengan helm retro putih yang hanya menemaniku beberapa bulan saja lalu hilang. Bangunan DIANNS Tbk entah tepatnya kapan, yang saya tahu DIANNS itu berdiri pada tahun 1981. Cukup lama bukan? memang. Rumah yang membesarkan/mendamping para penghuninya, manusia yang pernah singgah tetap disana. Kalian pasti punya yang namanya rumah kenangan? dimana rumah tersebut merupakan tempat yang menjadi saksi tumbuhnya kalian menjadi dewasa. Punya kakak, punya adik, ibu, ayah persis seperti sebuah keluarga. Masing-masing memiliki perannya, yang sebagai kakak ya membimbing adik-adiknya, yang udah orangtua ya mengawasi dan mendampingi. Bangunan tersebut adalah rumah warisan turun menurun. Warisan segala barang-barang rongsoknya, warisan karya di setiap generasinya, warisan prestasi yang selalu membuat persaingan untuk menjadi generasi yang terbaik di zamannya, dan warisan cerita menarik/heroik/menginspirasi lainnya. Banyak warisan. Tetapi, warisan yang berharga dan harus dilestarikan adalah soal prinsip yaitu Radikal, oRA weDI diceKAL. Itu warisan secara kontekstual.
Kini, bangunan tersebut telah roboh. Hilang. Disapu oleh kebijakan. Sedih tapi tak berlarut. Pindah rumah. Memulainya dari halaman yang baru lagi. Mengarsipkan segala warisan tetek bengek yang pernah ada rumah sebelumnya, kultur, data para penghuni dan atmosfir disana jangan sampai ada yang hilang. Suatu saat, mungkin kita bisa bernostalgia jamaah bersama dengan para penghuni yang dulu hingga sekarang.
|
No comments:
Post a Comment