Monday, March 19, 2012

Anjal #1

“Mas,njaluk duit mas”, pinta dua bocah kepadaku sambil memasang ekspresi wajah memelas. Aku yang sedang santai sambil menikmati segelas kopi susu di depan taman terhenyuh mendengar suara mereka yang terdengar begitu memendam kepahitan, sepahit kopi dalam cangkirku. Mereka berdua adalah kakak beradik yang selalu setia berpetualang demi melanjutan hidup mereka. Tanpa menggunakan alas kaki serta pakaian agak lusuh mereka tetap semangat menunjukkan keceriaan nya seperti susu yang menutupi kepahitan kopiku. mereka juga berusaha menutupi kepahitan dengan keceriaan. Sambil bercanda dengan kakaknya, mereka berdua melewati pelataran kelas administrator tersebut dengan percaya diri. Dengan permisi ramah dan menyodorkan tangan dibawah, mengemis iba mengharapkan uang dari setiap mahasiswa/i yang ditemuinya. 

Gila ya, mereka masih kecil udah nyari uang dengan cara meminta-minta. Ini teriakan lho! Dalam hening kepala gue bekerja, menggeleng-geleng. Anak kecil,yang seharusnya butuh  sekolah dan mainan. Kini, hak mereka harus berhadapan dengan sebuah kewajiban. Anak yang berbakti kepada orangtua adalah anak yang bisa membantu orangtua nya. Bekerja dengan meminta-minta adalah pilihan paling sederhana dan menghasilkan banyak uang juga. sungguh menjanjikan pasti pikir orangtua mereka. Ketimbang harus mencari kerja menjadi kuli bangunan atau menjadi pedagang asongan di jalanan, memanfaatkan anak untuk mengais iba dan mengumpulkan uang untuk biaya hidup adalah pilihan yang dianggap sangatlah tepat. Menjadi anak jalanan akibat dari kemiskinan keluarga, bukan pilihan sebenarnya.

Memberi uang kepada anak jalanan yang berkeliaran di kampus? Lalu besoknya ada lagi dan ada lagi. Bertahun-tahun kehidupan anak jalanan tersebut pun tidak pernah berubah. Uang receh tak bisa merubah pakaian lusuhnya menjadi pakaian mewah, uang receh tetap tak bisa membiayai pendidikan mereka sampai sarjana. Mereka masih tetap saja berkeliaran dikampus. Itu baru di lingkungan kampus. Bagaimana dengan di luar kampus dan daerah Malang lainnya? Sampai kapan nasib anak jalanan terus seperti ini? Adakah yang peduli dan mau ikut bergabung menjadi volunteer di Gerakan Save Street Child Malang? Mari bergerak dan Menggerakkan!

Follow Twitter 

@SaveStreetChild (Komunitas berjejaring peduli anak jalanan)

NB: SaveStreetChild Malang akan dibentuk struktur kepengurusan nya pada minggu ini. Sekarang ini baru terdaftar 20 orang volunteer yang bergabung menurut informasi dari  selaku koordinator SaveStreetChild Malang. Bagi yang mau bergabung bisa hubungi ke nomor hp nya Anita Mukti 085730065116. Mahasiswa FIA UB.
Pendiri SaveStreetChild : @sheilayla

1 comment:

christmas said...

Gerakan Save Street Child Malang semacam apa mas? menarik itu :D