Wednesday, March 14, 2012

Legipait

Jari-jari nya begitu lentur menari bersama tuts-tuts electric piano. Menangkap kehangatan kota diantara rintik hujan. Basah. Mendiamkan juga memecah keheningan dan  kebekuan suasana. Gadis itu memainkan lagu possibility di akhir pertunjukkan nya.

Rumah  ini begitu ramah. Arsitektur yang menujukkan wajahnya sudah berumur tua dan isi propertinya. Tetap terjaga, utuh seperti asli nya. Penampilan nya yang tetap bisa bertahan dalam zaman metropolis yang terus mengamplas budaya.

Senin adalah waktunya ‘live music’ dan rabu adalah ‘telling story’ dan kamis ada ‘garage sale’. Lalu hari lainnya ada apa?

Mengobrol sambil menikmati kopi racikan khas nya. Itulah aktivitas hari-hari lainnya. Sebuah obrolan kehidupan yang manis. Interaksi bertemu dengan orang baru merupakan sesuatu yang manis. Dan kopi adalah penyeimbang sebagai pahit. Sehingga kopi itu tidak terasa pahit jika ada sebuah obrolan/aktivitas. Legi dan juga pait. Dalam  bahasa jawa. Manis pahit atau mungkin pahitmanis.

Kesatuan yang komplit. Music, stories, coffee. It's all in Legipait. Hmm..
Bayangkan saja. Ini berbeda dari yang pernah ada.


Menyeruput kopi seperti dirumah sendiri, pengunjung lainnya ibarat teman-teman anda sendiri yang datang pesta dirumah anda. Penuh kebersamaan. Romantis.

Rumah klasik
Gaya tua semangat muda
Menemukan sesuatu yang engga pernah kalian temukan sebelumnya
Keceriaan manis tanpa pahit.
Begitulah aku mengartikan ‘Legipait’.

No comments: